Chapter 15

158 27 6
                                    

Chapter 15 : Jika Kau Tahu Bagaimana Cara Menghunuskan Pedang, Kau Harus Belajar Cara Menyarungkannya

Wajah Luo Wan Qing berubah saat ia mendengar ini.

Qin Jue berdiri di belakangnya, melirik ke sisi sampingnya sembari mencolek bahunya dengan ranting yang dipatahkannya sambil lewat barusan dan mengingatkannya, "Kau dengar itu? Ia bilang ia akan membunuh kita semua. Kau tidak bisa kabur."

Luo Wan Qing memelototinya dingin. Qin Jue langsung memperlihatkan ekspresi tutup mulut, bersembunyi di belakangnya, dan berhenti bicara.

Luo Wan Qing menggenggam pedang yang baru saja dirampasnya. Hatinya gugup. Ia belum pernah membunuh siapa pun sebelumnya. Ada para sipir di penjara yang terus mengawasi mereka, dan bahkan jika mereka bertarung dengan kuat, itu hanyalah perkelahian. Tetapi kini, orang-orang ini membawa niat membunuh. Ia bisa benar-benar mati.

Hal yang terpenting adalah—jika salah satu dari orang-orang di sini hari ini keluar, Paviliun Feng Yu akan segera mengetahui kekuatannya. Maka, identitasnya sebagai Liu Xi Niang akan dalam bahaya. Tak hanya ia harus membunuh mereka, tetapi ia juga harus membereskan mereka semua. Tetapi, bagaimana ini dilakukannya?

Napas Luo Wan Qing sedikit tidak stabil selagi ia mulai mencoba mengerahkan tenaga dalam yang ditinggalkan kepadanya oleh Liu Xi Niang. Tetapi, segera setelah tenaga dalam itu melewati uratnya, ia merasa amat kesakitan.

Luo Wan Qing menahan rasa sakit itu dan mengangkat tangannya untuk memegangi pedangnya. Di antara dua fase konfrontasi, saat orang-orang di area itu bergerak, ia mengarahkan kakinya dan mundur dengan kebut! Susah untuk membunuh mereka semua, tetapi ia masih punya kesempatan bertahan hidup jika ia bisa melarikan diri.

Ia mundur dengan sangat cepat, tanpa peringatan, membuat semua orang tercengang.

Qin Jue-lah yang pertama bereaksi. Ia buru-buru mengejarnya, berkata dengan mendesak, "Xi Niang, kenapa kau melarikan diri?!"

Luo Wan Qing mengabaikannya, hanya mengerahkan kekuatan penuhnya, ingin melepaskan diri dari orang di belakangnya.

Qin Jue tidak tampak handal dalam kemampuan qinggong, antara terbang dan berlari. Namun anehnya, ia selalu mengekori di belakangnya, tidak ketinggalan. Para pembunuh di belakang mereka melihat mereka berlari gila-gilaan, dan ketuanya pun bersiul.

Luo Wan Qing tahu itu gawat segera setelah ia mendengar siulan tersebut. Liu Xi Niang pernah mengajarinya segala macam sinyal rahasia dari Paviliun Feng Yu. Suara ini memanggil orang lain. Pasti ada orang lain di depan mereka!

Luo Wan Qing pun berbalik menuju ke sisi yang lain. Namun, sudah terlambat. Tiga gelombang orang datang bersama-sama dari tiga arah, dan bergabung dengan orang-orang yang mengejar mereka, mereka pun dikepung dengan ketat.

"Apa yang harus kita lakukan?" Qin Jue dan Luo Wan Qing dikepung oleh segerombolan orang, saling memunggungi, seolah-olah mereka sedang menonton keramaian, "Banyak sekali orangnya."

Apa yang harus dilakukan? Luo Wan Qing tidak punya ruang untuk omong kosong sama sekali. Yang ada di hadapannya adalah kilau tajam dari banyak pedang. Ia menahan napasnya dan menebas berdasarkan naluri, bersinggungan dengan pedang yang menyambar, menyebabkan lengannya mati rasa akibat syok.

Qin Jue meliriknya sambil ber-'hiss' jijik, membungkuk untuk menghindar, dan pedangnya menebas ke arah Luo Wan Qing.

Luo Wan Qing melihat pedang itu datang dari belakangnya, mengangkat kakinya, dan menendangnya, dengan cepat bergulig-guling keluar dari pengepungan musuh di kedua sisi, mencoba mempertahankan tubuhnya ke depan sebisa mungkin, terus-menerus menghadapi serangan pihak lain.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang