Xie Heng memandangnya dengan tenang dan berkata: "Pernahkah kau memerhatikan bahwa kau akan memisahkan Jiang Shao Yan dan Li Gui Yu? Apa bedanya?"
Li Gui Yu sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan itu. Ia seolah melihat Luo Wan Qing berdiri tidak jauh dari situ, duduk di ruang penyiksaan, menundukkan kepalanya dan menulis sesuatu.
Apa bedanya?
Jiang Shao Yan, ada Luo Wanqing.
Ia tidak punya apa pun dan tidak harus memilkul apa-apa. Ia tidak punya masa lalu dan tidak memikirkan masa depan.
Yang dimilikinya hanyalah sebilah pedang dan Nona-nya.
"Nona ...."
Ia melihat ke meja penyiksaan yang kosong dan memikirkan wanita yang baru saja menjambak rambutnya dan berpura-pura tenang selama penyiksaan, dan bergumam pelan.
Jantungnya yang selama ini membeku sepertinya tiba-tiba mulai berdetak. Mendadak, ia waspada terhadap luka besar dan bernanah di hatinya. Luka itu sepertinya sudah membusuk sampai berlubang dan masih disayat pedang angin yang tajam.
Ia begitu hampa hingga hampir tidak ada apa-apanya, segalanya menjadi tidak ada artinya kecuali orang itu.
Ia ingin melihatnya.
Baru saat itulah ia menyadari—
Ternyata ia sangat merindukannya.
Rupanya, ia merasa tidak nyaman, dirinya kesakitan, dan untuk sekian lama, ia hanya ingin bertemu dengannya.
Nona ....
Qing Qing ....
Rasa rindu yang selama ini ia pendam bagaikan gelombang besar yang tiba-tiba menerjang, menenggelamkannya dalam sekejap. Ia terkubur dalam kerinduan dan mendambakannya, yang terasa pedih dan menyakitkan.
Mendengar panggilan itu, ekspresi Xie Heng tampak agak dingin, mengangkat tangannya dan meletakkan Wu Shi San itu ke samping, kemudian berbalik dan hendak pergi.
"Xie Heng!" Li Gui Yu mendadak bicara.
Xie Heng berhenti, dan Li Gui Yu terengah-engah, dan mengangkat matanya: "Bunuh Liu Xi Niang, kau yang tentukan persyaratannya."
Ia tidak bisa membiarkan seseorang yang mirip seperti Luo Wan Qing hidup lagi.
Ia tidak tahan.
Ia akan ... ia ingin bertemu dengannya.
Jika ia ingin membunuhnya, ia harus membunuhnya.
Mendengar ini, Xie Heng menoleh ke arahnya dan bertanya: "Bagaimana jika ia adalah Luo Wan Qing?"
"Kau tidak bisa membodohiku." Li Gui Yu mencibir, "Jangan buang-buang waktumu, meskipun itu benar-benar Luo Wan Qing—"
Ia mengertakkan giginya dan berkata, "Akan kubunuh juga."
Xie Heng tidak bergerak, tetapi setelah beberapa saat, ia tertawa terbahak-bahak, matanya menunjuk langsung ke hati Li Gui Yu, "Kenapa panah kelimanya melenceng?"
Hati Li Gui Yu bergetar. Mau tak mau ia pun mengepalkan tinjunya. Xie Heng berbalik dan berkata dengan tenang: "Bukan aku yang berbohong padamu, tetapi dirimu sendiri. Li Gui Yu, karma akan membalas, memperlakukan dirimu sebagaimana mestinya."
"Bagaimana denganmu?!"
Li Gui Yu tiba-tiba berkata: "Karma akan membalas, orang baik macam apakah Master Xie?"
"Aku tidak pernah menjadi orang baik." Xie Heng bahkan tidak menoleh ke belakang, suaranya tenang, "Aku akan menunggu Pangeran."
Selagi ia bicara, ia melangkah keluar dan menutup pintu, mengisolasi bau Wu Shi San dan pria di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]
Historical Fiction[Novel Terjemahan] Judul : Cang Lan Dao Author : Mo Shu Bai 墨书白 Chapters : 195 + 2 extra Genres : Drama, Historical, Martial Arts, Mature, Romance Penerjemah Inggris : Catscats (https://salmonlatte.com/novel/cang-lan-dao/) Sinopsis : Luo Wan Qing, s...