Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]

Chapter 10 : Tolong Aku!

Liu Xi Niang berteriak tidak keruan, dan segera saja, para sipir datang. Setelah beberapa pertanyaan, mereka membawa pergi Liu Xi Niang.

Setelah Liu Xi Niang pergi, Luo Wan Qing berdiri seorang diri di ruang bawah tanah yang kosong. Ia menyadari bahwa tempat ini ternyata begitu besar dan sunyi sekali. Keheningan ini nyaris mencekik Luo Wan Qing. Ia tidak tahu sudah berapa lama berlalu sebelum seseorang akhirnya datang dan berkata dingin, "Luo Wan Qing, hari ini kau harus berangkat ke Ling Nan. Naiklah."

Luo Wan Qing berjalan menyeberangi air dan memanjat. Selama sepuluh hari ini, kelincahan dan kekuatan ototnya sudah meningkat. Ia memanjat keluar dari air dengan mudah dan kemudian mengikuti si sipir keluar.

Sipir itu mengoceh, menginstruksikannya tentang masalah pengasingan, dan membawanya untuk berganti pakaian ke pakaian penjara yang dikenakan oleh tahanan pengasingan sebelum membawanya ke lobi penjara.

Banyak orang yang berangkat ke Ling Nan bersama-sama kali ini. Mahkamah kekaisaran membersihkan kasus garam pribadi dan menangkap banyak orang di Jiang Nan.

Luo Wan Qing mendekati lobi penjara dan mendengar keributan orang-orang. Tahanan pria dan wanita semuanya bercampur. Banyak orang yang mencari-cari kerabat mereka yang terpencar.

Luo Wan Qing melihat Yao Ze Lan dan Su Hui bersama Luo Qing Shui dengan sekali lihat, bergegas mendekat dan berkata mendesak, "Ibu, Kakak Ipar!"

Yao Ze Lan dan Su Hui dua-duanya sudah berganti ke pakaian seragam tahanan mereka. Ketika mereka melihat Luo Wan Qing, Yao Ze Lan buru-buru maju ke depan dan melihat dari atas ke bawah, "Wan Qing, apa kau tidak apa-apa? Aku mendengar mereka mengatakan bahwa kau berkelahi lagi di ruang bawah tanah dan bahwa mereka mengurungmu di sana sampai sekarang. Aku sudah mencemaskanmu setiap hari, kau ...."

"Aku tidak apa-apa." Luo Wan Qing menenangkan Yao Ze Lan dan tertawa, "Bukankah aku sudah di sini? Dimana Kakak Lelaki?"

Melihat-lihat sekitar, ia pun mulai mencari kakak lelakinya, Luo Shang Chun. Melihat bahwa ia tidak dalam masalah serius, Yao Ze Lan juga mulai mencari putranya, yang sudah lama sekali tak dijumpainya.

Mereka melihat sekitar sebelum mereka mendengar panggilan akrab yang keras, "Ibu! Ah Hui! Wen Shui! Wan Qing!"

Pihak lainnya memanggil keempat orang itu berturut-turut, dan Luo Wan Qing, Yao Ze Lan, dan yang lainnya pun berbalik berbarengan, melihat seorang pemuda yang berselimut luka, menyempil melewati kerumunan, memandang mereka dengan gembira. Pemuda itu tampak tinggi dan kurus. Penampilannya mirip Luo Wan Qing. Ia kelihatan berpendidikan dan sangat terpelajar.

"Ayah!" Luo Wen Shui-lah yang pertama bereaksi, melepaskan diri dari pelukan Su Hui dan bergegas menuju pihak lainnya.

Su Hui bergegas mengikutinya. Luo Shang Chun berkerumun ke arah mereka, membungkuk untuk menggendong Luo Wen Shui, kemudian menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah Su Hui dan yang lainnya. Ia melirik keluarganya.

Ada banyak hal uang hendak dikatakannya, tetapi sewaktu ia mendengarkan pertanyaan Luo Wen Shui, "Ayah, kenapa matamu merah?" Ia tidak berani bertanya lagi. Ia mengusap air matanya dengan keadaan menyedihkan dan berkata dengan sedih, "Akhirnya, aku bertemu kalian semua. Mari kita berjalan bersama di perjalanan ini dan anggap saja sebagai sebuah petualangan."

"Kau bahkan bisa mengatakan ini." Su Hui menundukkan matanya dan menyeka air matanya, "Tak ada keseriusan."

"Aku hanya menerima keadaan," Luo Shang Chun tidak menyebut Luo Qu Shu, hanya memutar kepalanya untuk bercanda dengan Luo Wen Shui, "Ayah ada di sini. Apakah Wen Shui senang?"

"Senang!" Luo Wen Shui mengangkat tangannya. Kemudian ia merasa seperti akan jatuh dan buru-buru memeluk Luo Shang Chun dengan erat.

Luo Shang Chun memeluk putrinya dan menciumnya, menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah Luo Wan Qing dan Yao Ze Lan, melihat penampilan kedua orang itu, matanya sedikit bergetar.