Chapter 26 - 3 : Hamba Liu Xi Niang

114 22 6
                                    

Luo Wan Qing membeku, kemudian buru-buru bergegas ke wanita itu. Seluruh tulang wanita itu patah, lumpuh di tanah.

Luo Wan Qing panik dan menyibakkan rambut yang menutupi wajah wanita itu, memperlihatkan wajah yang mengerikan. Ia memandangi wajah itu dan membuka mulutnya namun tak sanggup bersuara.

Biksu yang menjaga kuil berjalan keluar dari aula utama. Ia melihat ke arah Luo Wan Qing dengan curiga, "Nona mengenali orang ini?"

Luo Wan Qing tidak sanggup bicara. Ia memeluk Zhang Jiu Ran, air mata mengalir menuruni wajahnya selagi ia terus mengangguk.

Biksu itu menghela napas lega dan hanya berkata, "Orang ini sudah ada di sini selama berhari-hari. Ketika ia datang, ia memberitahu kami bahwa ia sedang menunggu seseorang. Jika ia mati, ia meminta kami agar membawanya pergi. Kami tidak berani memindahkannya dan hanya memberinya obat setiap hari. Tampaknya Nona adalah orang yang ditunggunya. Itu akan jadi yang terbaik."

"Terima kasih ... banyak." Luo Wan Qing perlahan-lahan kembali tersadar selagi akhirnya ia bersuara. Ia kemudian menyadari bahwa ia tidak bisa membawa Zhang Jiu Ran ke Departemen Inspeksi. Ia baru saja memasuki Departemen Inspeksi, dan membawa Zhang Jiu Ran dengan cara yang tidak jelas akan berbahaya bagi mereka berdua. Ia menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri, berterima kasih pada si biksu, dan menanyakan pusat pengobatan terdekat, kemudian menggendong Zhang Jiu Ran dan bergegas menuju pusat pengobatan bersamanya.

Si tabib masih berkonsultasi, tetapi Luo Wan Qing membawa orang masuk dan berkata dengan mendesak, "Tabib, aku akan menaruh kudanya di sini. Tolong rawat dulu gadis ini. Aku akan datang untuk membayarnya besok."

"Nona ...." Tabib itu mencoba berbicara, tetapi Luo Wan Qing menancapkan pedang berdarah ke meja sebelum dengan tenang menatapnya dan bertanya, "Oke?"

Tabib itu pun tak berani buka suara. Luo Wan Qing melirik Zhang Jiu Ran, yang dibaringkan di tempat tidur olehnya. Ia mengerutkan bibirnya dan menyebutkan serangkaian ramuan obat kepada tabib itu. "Gunakan dulu obat-obatan ini padanya, dan aku akan kembali menemuinya beosk. Aku bukan orang jahat, jangan khawatir. Kalau ada apa-apa, kau bisa pergi ke Departemen Insepeksi," Luo Wan Qing pun mencabut pedangnya dan berjalan keluar dari pintu, "Dan carilah Liu Xi Niang." Setelah mengatakan itu, ia membawa pedangnya dan berjalan menuju Departemen Inspeksi.

Dengan angin dingin menerpa wajahnya, ia pun dengan tenang menyusuri jalanan Dong Du yang lebar. Bulan Maret adalah musimnya bunga persik. Sembari mencium harum bunga di udara, ia berjalan kembali ke Departemen Inspeksi dan mengetuk gerbangnya.

Setiap kali ia mengetuk, serasa mencungkil hatinya sendiri. Sebelumnya, ia selalu berpikir; ia ingin masuk Departemen Inspeksi, membalas dendam, memiliki kekuasaan, dan melindungi semua orang. Demi hal ini, ia akan melakukan apa saja, tak peduli hidup atau mati.

Namun, malam ini, sewaktu ia memeluk Zhang Jiu Ran, yang sudah lama kehilangan seluruh indranya, dan ketika ia menerima doa dan hadiah wanita itu, ia mendadak sadar. Ia ingin datang ke Departemen Insepeksi, bukan untuk balas dendam, bukan demi kekuasaan, tetapi demi menjalani kehidupan ini dengan cara yang baik. Ia ingin membalas dendam dan menuntut sebagian keadilan demi meredakan kebenciannya dan kemudian menjalani kehdidupan ini dengan baik. Dengan memuaskan dan sukses. Sembari berteriak, ia menggedor pintu takdirnya.

Segera saja, pintunya terbuka, dan orang yang membukanya adalah Zhu Que. Luo Wan Qing menatapnya serius dan memberi hormat, "Memberi hormat pada Wakil Zhu Que. Aku sudah kembali."

Zhu Que sepertinya telah menerima sejumlah instruksi. Melihat wajahnya yang berkaca-kaca namun tenang, ia tidak bertanya tetapi berkata dengan hati-hati, "Ikutlah denganku untuk memberi hormat pada Kepala Departemen, oke?"

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang