Chapter 39 - 2 : Aku Bersumpah, Aku Bukan Zhang Jiu Ran

99 20 11
                                    

"Hamba Anda ini menerima hukumannya." Luo Wan Qing tidak pernah mendengar nada seperti ini dari Xie Heng.

Xie Heng menyimpan pedang lenturnya, berbalik, dan berkata, "Turun gunung. Malam ini, kau akan menginterogasi orang-orang dari Paviliun Feng Yu."

Luo Wan Qing membeku, tidak mengerti apa maksud Xie Heng. Tetapi ia langsung bangkit dan bergegas mengikuti Xie Heng. Xie Heng berjalan menuruni bukit dengan cepat dengan wajah yang dingin dan pergi ke kereta.

Luo Wan Qing tidak berani bicara. Ia berdiri di luar kereta, menunggu perintah Xie Heng. Ia tidak yakin apakah pria itu mengetahui bahwa ia sengaja melepaskan Xiang Si Zi, dan ia tidak mengerti betul apa yang hendak Xie Heng lakukan malam ini. Namun ia tahu bahwa ada sesuatu yang berubah pada diri Xie Heng. Apakah karena Li Gui Yu mengatakan sesuatu?

Selagi Luo Wan Qing termenung, Xie Heng duduk di dalam kereta. Setelah beberapa saat, Xie Heng memanggil, "Liu Xi Niang."

Luo Wan Qing berbalik dan melihat satu botol giok dilempar keluar dari kereta. Luo Wan Qing pun menangkapnya secara naluriah dan mendengar Xie Heng berkata, "Makan."

Luo Wan Qing menundukkan matanya ke botol giok itu. Ia membuka dan mengendusnya, memastikan bahwa itu adalah semacam obat untuk menyembukan luka-luka, dan langsung berkata, "Terima kasih, Tuan Muda."

Xie Heng tidak mengatakan apa-apa, dan melalui tirai kereta, Luo Wan Qing merasakan ketidaksenangan pihak lainnya. Tanpa berani berkata-kata lagi, ia mengambil dua pil dari botol obat itu. Ia tidak berani mengembalikan botolnya, jadi ia memasukkannya ke lengan pakaiannya. Ia berpikir, Xie Heng sudah menghadiahkan anak buahnya dan seharusnya tidak akan mengambilnya kembali. Apabila ia mengembalikannya, Xie Heng akan tidak senang. Ia menunggu dalam diam di depan kereta dan melihat Zhu Que berlari dari gunung dengan ilmu meringankan tubuh. Ia datang ke depan Xie Heng dan berkata dengan senang, "Tuan Muda, kita dapat dua orang. Panen yang bagus kali ini."

"En." Xie Heng merespons, kemudian berkata, "Kembali dan interogasi mereka malam ini."

Keretanya bergerak, dan Zhu Que melihat ke arah Luo Wan Qing. Sambil mengangkat tangannya, ia berkata, "Kau berkudalah pulang untuk melindungi Tuan Muda. Kami akan membawa tawanannya kembali."

Luo Wan Qing mengangguk dan mengiyakan. Zhu Que berbalik dan kembali ke gunung lagi. Luo Wan Qing berkuda untuk mengikuti kereta dan mau tak mau melirik Xie Heng, yang duduk di dalamnya.

Tirainya terbuka dan tertutup, kadang-kadang memperlihatkan wajah tampan si pria terhormat.

Xie Heng menyadari Luo Wan Qing memandanginya dan melirikkan matanya dingin. Luo Wan Qing buru-buru menarik kembali pandangannya, teringat pedang Xie Heng barusan. Mau tak mau, ia pun mengkhawatirkan Xiang Si Zi, takut kalau Xie Heng akan membunuhnya duluan sebelum pria itu mengembalikan keluarganya. Dengan pedang yang barusan itu, ia paham sekali bahwa Xie Heng tidak membutuhkan perlindungannya. Ia bertanya-tanya, bagaimana perasaan Xie Heng atas apa yang terjadi barusan, dan hatinya merasa gelisah.

Ia mengikuti kereta Xie Heng kembali ke Departemen Inspeksi, dan ketika mereka sampai, sudah tengah malam. Masih terjadi sesuatu di halaman depan, kemungkinan karena Zhang Yi Ran masih bersitegang dengan Xuan Shan terkait para pedagang manusia itu. Xie Heng membawanya ke ruang bawah tanah dan menyuruh seseorang menyalakan penerangannya. Segera setelah mereka masuk, mereka melihat Zhu Que dan Qing Ya sudah menunggu di sana lebih dulu.

Di ruang bawah tanah, terikat di rak penyiksaan, ada tiga pembunuh dengan mulut yang ditahan dengan dua bingkai kayu supaya mereka tidak bisa menutup mulut mereka, dan liur pun menetes-netes. Mereka diikat ke atas dengan kawat besi, melotot penuh ketakutan dan amarah.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang