Chapter 44 - 2 : Itu Posisi Jiang Shao Yan

122 20 1
                                    

Dibantu oleh para pelayan, Luo Wan Qing mengikuti Xie Heng keluar dan merasakan ada yang menatapnya. Luo Wan Qing mengangkat matanya, melihat Zheng Bi Yue. Menyadari bahwa Luo Wan Qing melihat tindakannya, Zheng Bi Yue segera menarik kembali pandangannya dengan tenang dan mengikuti Zheng Ping Sheng untuk pergi.

Ketika Xie Heng melirik badai berkecamuk dalam diam di antara kedua wanita itu, ia tak banyak bicara; ia hanya menyuruh orang membantu Luo Wan Qing masuk ke kereta, kemudian duduk di dalamnya.

Menunggu mereka sampai masuk kereta, Luo Wan Qing bertanya, "Kenapa Permaisuri datang?"

"Kau mengajukan terlalu banyak pertanyaan." Xie Heng meliriknya dingin.

Luo Wan Qing seketika paham bahwa ia sudah melewati batasannya dan buru-buru berkata, "Aku tahu kesalahanku."

Xie Heng tidak bersuara lagi. Ia mengambil dokumen dari samping, dan setelah memikirkannya, ia berkata: "Kau tidak perlu memedulikan pergerakan Permaisuri, dan kau tidak perlu mencemaskan tentang menjadikan Putra Mahkota sebagai sandera."

"Yang Mulia tidak menyalahkanku?" Luo Wan Qing tahu ini sesuatu yang boleh ditanyakannya; ia hanya menanyakan keraguannya.

Menjadikan Putra Mahkota sebagai sandera bukanlah kejahatan kecil, tetapi Kaisar tidak mempertanyakannya sedikit pun; apa sebenarnya yang Xie Heng lakukan?

"Aku sudah memberitahu Yang Mulia setelah pertemuan mahkamah hari ini," terang Xie Heng, "Aku curiga bahwa orang-orang di Paviliun Feng Yu kemarin malam berkaitan dengan Permaisuri, jadi aku ingin mengujinya dengan Putra Mahkota. Bagi Yang Mulia, menjadikan Putra Mahkota sebagai sandera untuk memastikan identitas Paviliun Feng Yu, itu sepadan."

Luo Wan Qing mendengar ini dan terdiam; lalu ia memahami pentingnya Xie Heng terhadap Li Zong dan genggaman absolutnya akan situasi dalam istana. Ia tak berani berkata lebih banyak dan berujar mantap, "Tuan Muda berpandangan jauh, dan aku mengaguminya."

Xie Heng terbiasa mendengar komentar-komentar menjilat ini dan tidak kelihatan senang dengan reaksinya. Ia meliriknya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Mereka turun dari kereta, dan Xie Heng menyuruh orang membawa Luo Wan Qing kembali dengan kursi tandu empuk. Saat pergi, ia meninggalkan sebuah kalimat: "Setelah Li Gui Yu masuk Departemen Inspeksi, tunggu Cui Guan Lan untuk mengabarimu. Aku membiarkanmu mengadili Pangeran Ketiga. Aku tidak tahu apa yang ingin kau lakukan, tetapi kau harus memiliki rasa yang proporsional, apa kau mengerti?"

Luo Wan Qing sedikit tersentak, kemudian tahu bahwa ini merupakan peringatan Xie Heng.

Luo Wan Qing memberi hormat, "Baik."

Melihat bahwa ia sudah paham, Xie Heng pun mengangguk dan membawa orang-orang pergi.

Tandu berkursi empuk itu membawa Luo Wan Qing kembali ke belakang gunung, dimana Xie Heng berada. Meskipun ia memastikan ia bukanlah Zhang Jiu Ran, Xie Heng tidak membiarkannya pergi. Tanpa Xie Heng mengatakan apa pun, tak ada yang berani menyentuhnya.

Luo Wan Qing berbaring di tempat tidur untuk istirahat selama sore hari, kemudian mendengar Zhu Si datang untuk mengabari bahwa Qin Jue ingin bertemu dengannya.

Luo Wan Qing teringat Zhang Jiu Ran. Banyak hal yang terjadi kemarin malam, dan sekarang Qin Jue mengambil inisiatif untuk datang kemari; Luo Wan Qing pun segera menyuruh Zhu Si agar membiarkannya masuk.

Ketika Qin Jue masuk ke dalam kamar, Luo Wan Qing, yang duduk di tempat tidur, segera berkata: "Bagaimana Jiu Ran?"

"Kemarin malam, Master Xie memberikan induk parasitnya kepadaku, dan aku menghancurkan parasitnya semalaman."

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang