Chapter 30 - 1 : Tuan Zhang, Belilah Kereta!

132 24 2
                                    

Setelah Luo Wan Qing mendengarkan perkataannya, ia mengangkat matanya untuk menatapnya; untuk sesaat ia tidak yakin apakah orang di depannya telah mendengar percakapannya dengan Xiang Si Zi.

"Kau mengkhawatirkanku?" Luo Wan Qing menatapnya dan bertanya terang-terangan.

Cui Heng tersenyum dan menjawab, "Kau membunuh banyak orangnya Paviliun Feng Yu. Aku khawatir kau akan disergap jika kau keluar sendirian."

Luo Wan Qing membeku, tidak menyangka Cui Heng tidak menyebutkan apa pun tentang kemungkinan dirinya melakukan sesuatu yang jahat, tetapi mencemaskan keselamatannya. Ia memandangi Cui Heng, yang menaksirnya dari atas ke bawah, dan setelah memastikan bahwa ia tidak dalam masalah serius, ia pun melepaskan rambutnya, berbalik, dan ambil inisiatif untuk menuntun kudanya, dan berujar lembut, "Kita sudah mengambil kembali kudanya, jadi mari kita pulang."

"Siapa yang kau temui barusan?"

Ia mengambil tali kekang kudanya, dan keduanya berjalan berdampingan.

Luo Wan Qing meliriknya; Cui Heng tidak menyembunyikannya dan berkata, "Sepertinya seseorang dari Paviliun Feng Yu." Tanpa menunggu Luo Wan Qing membuka mulutnya, Cui Heng sepertinya perhatian: "Mungkin mereka di sini untuk membunuhmu; kau harus berhati-hati."

Sewaktu kata-kata ini keluar, Luo Wan Qing tahu ia tidak perlu menjelaskannya; Cui Heng akan memberi jalan padanya; tak ada yang perlu ditanyakan perihal malam ini.

Luo Wan Qing tidak memastikan maksudnya, tetapi karena ia tidak bertanya, ia pun tidak mengambil inisiatif untuk menyinggungnya.

Mereka berdua berjalan kembali ke Departemen Inspeksi.

Cui Heng memberikan kudanya ke petugas dan mengantarkan Luo Wan Qing kembali ke kamar. Ketika mereka sampai di pintu, Luo Wan Qing sudah akan menutupnya sewaktu ia mendengar Cui Heng mendadak berkata, "Xi Niang."

Luo Wan Qing mengangkat matanya penuh keraguan; Cui Heng menyemangati: "Paviliun Feng Yu saat ini termasuk buangan seperti Paviliun Ming. Hanya ada satu Wakil Kiri, yang tidak cukup untuk ditakuti, tetapi mereka juga memiliki Paviliun Gelap yang digunakan untuk menangani urusan internal. Aku tidak yakin klan keluarga mana, tetapi klan itu memiliki banyak pendekar yang sudah dilatih sejak kecil. Kau harus berhati-hati."

Luo Wan Qing mendengar kata-katanya dan dengan waspada mengangkat matanya ke arah Cui Heng.

Cui Heng tersenyum dan menambahkan, "Tidak mudah untuk membentuk tulang, Xi Niang; aku menghargaimu; kau harus menghargai dirimu sendiri. Pulihkan diri baik-baik beberapa hari ini; jangan memaksakan dirimu sendiri." Sembari mengatakan ini, ia mengangguk berpamitan dan berbalik membawa lenteranya.

Setelah melihat Cui Heng masuk pintu sebelah, Luo Wan Qing menutup pintu dan berbaring di tempat tidur. Ia tidak memahami maksud Cui Heng dan tidak dapat menerka sikap Cui Heng. Menghargai dirinya sendiri? Menghargai yang disebutkannya itu, apakah ia menyuruhnya supaya tidak terlibat dalam urusan Paviliun Feng Yu, atau apakah ia sedang menyuruhnya agar memulihkan tubuhnya baik-baik?

Luo Wan Qing tidak percaya kalau itu yang terakhir. Mendengarkan kata-kata Cui Heng, ia seharusnya tahu bahwa ia bertemu orang dari Paviliun Feng Yu malam ini, tetapi semestinya ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau bahwa mereka berkomplot mengincar kepala Xie Heng. Xie Heng adalah sepupunya, dan Cui Heng tidak akan membiarkannya begitu saja.

Cui Heng melepaskannya, mungkin karena sedikit rasa persahabatan ketika ia kembali mati-matian untuk menyelamatkannya atau karena pria itu telah membentuk tulangnya. Bagi Cui Heng, ia membentuk tulang untuknya; itu bagaikan menerima seorang murid, jadi ia menaruh harapan padanya. Bukankah akan sangat disayangkan untuk menghancurkan orang yang sudah susah payah diselamatkannya?

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang