Chapter 30 - 2 : Tuan Zhang, Belilah Kereta!

129 23 0
                                    

Qin Jue melihat ekspresinya dan tahu ia tidak mau menggunakan orang dari Departemen Inspeksi. Mengerutkan bibirnya, ia berkata, "Sekarang ini, ini yang kupunya."

"Baiklah, aku tahu." Luo Wan Qing mengangkat tangannya untuk menghentikannya, melirik Zhang Jiu Ran, dan berkata, "Rawat saja dia; akan kupikirkan sendiri."

Luo Wan Qing berbalik dan pergi, keluar sendirian. Ia sudah bertahun-tahun tidak ke Dong Du, jadi ia berjalan-jalan dan membeli beberapa barang, dan setelah mencaritahu lokasi kediaman Li Gui Yu, ia pun menjelajah ke sana.

Kediaman Li Gui Yu diberikan padanya oleh Kaisar ketika ia baru tiga belas tahun, mempersiapkannya untuk menjadi raja, jadi jelas bahwa ia sangat disayangi.

Luo Wan Qing mengitari kediaman kekaisaran itu, dan seseorang langsung mengikutinya. Ia melihatnya sekilas dan tahu bahwa itu adalah orang Jiang Shao Yan; tempat ini dijaga lebih ketat ketimbang yang dibayangkannya. Ia berpura-pura berkeliaran dan meninggalkan kediaman kekaisaran; sebelum ia pergi, ia mengamati pintu masuk; tak ada banyak penjaja, dan para gelandanggan di pinggir gang semuanya adalah seniman bela diri; ia bahkan tidak bisa menyelipkan sebatang jarum ke dalamnya.

Tampaknya, Jiang Shao Yan tidak menjalani waktu yang baik di Dong Du. Luo Wan Qing mau tertawa ketika ia memikirkannya. Berdiri di jalanan, untuk sesaat, ia tidak begitu mengerti apa yang ingin dilakukan pria itu. Apakah ini kehidupan yang lebih baik daripada ketika ia di Yang Zhou?

Ia ingat, sewaktu Jiang Shao Yan di Yang Zhou, ia tersenyum setiap hari; matanya seolah terlahir secara alami penuh senyuman, membawakan cahaya musim semi Yang Zhou. Sekarang, Luo Wan Qing jatuh ke titik ini, dan pria itu khawatir akan dibunuh siang dan malam; apa sebenarnya yang diinginkannya?

Luo Wan Qing menarik napas dalam-dalam dan berbalik. Sebelum ia pergi, sebuah kereta yang indah berhenti di depan kediaman kekaisaran; seorang pemuda dengan tampang lelah pun menggulung tirainya, dan di saat ia melangkah keluar dari kereta dan mendongak, pandangannya terpaku pada Luo Wan Qing.

"Yang Mulia?" Paman Zhang, si kepala pelayan yang melayani Li Gui Yu, khawatir ketika ia melihat ekspresi Li Gui Yu, "Ada apa, Yang Mulia?"

Permaisuri baru saja memukul Pangeran Ketiga di Istana Kun Ning di hadapan Putra Mahkota, jadi semua orang tahu ia tidak dalam suasana hati yang baik.

Li Gui Yu memandangi punggung wanita itu; ia tidak mengatakan apa-apa; sepertinya ia mengerahkan banyak tenaga untuk mengendalikan emosinya, memandangi sosok Luo Wan Qing yang menghilang untuk waktu yang lama sebelum memaksa dirinya untuk bergerak.

"Yang Mulia?" Si kepala pelayan ragu-ragu dan berkata agak takut, "Apa yang Anda lihat?"

"Tidak ada." Li Gui Yu menjawab samar.

Aku tidak lihat apa-apa; aku hanya melihatnya.

Ia benar-benar—kembali seperti yang dijanjikan.

Papan kematiannya ada di sini, dan ia sudah kembali. Ia bisa mencarinya kapan pun yang diinginkannya dan tahu dimana untuk menunggunya.

Berpikir begini, Li Gui Yu menundukkan matanya dan berjalan ke arah kamar tidur. Ia selalu seperti ini. Setiap hari, ketika ia kembali, ia harus bertemu Nona. Ia takut kalau Nona akan kesal jika ia menunggu terlalu lama.

Luo Wan Qing tidak tahu-menahu tentang segala sesuatu yang diperbuat Li Gui Yu. Ia mendengar Jiang Shao Yan kembali, tetapi ia tidak berani berbalik karena takut akan menarik perhatian orang-orangnya Jiang Shao Yan. Mereka sudah mengetahui ia mengamati kediamannya. Oleh sebab itu, ia tidak boleh menyebabkan masalah lagi. Ia pun pergi dengan tenang, mengernyit selagi ia merenung bagaimana mengatur agar seseorang mengawasi Li Gui Yu. Ia bersedekap dan mengetuk-ngetukkan jarinya di lengannya, sedang memikirkan segala kemungkinan.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang