Chapter 43 - 2 : Tuan Muda Bisa Menggunakanku atau Membunuhku

125 20 4
                                    

Setelah mendengar ini, Xie Heng melirik Luo Wan Qing dan berkata, "Kenapa kau mengecoh Zhu Que tadi malam?"

"Satu orang tidak berdaya melawan Paviliun Feng Yu, jadi semalam, aku menutupi Dupa Feng Xun di tubuh Anda dan meletakkannya ke tempat yang kuinginkan agar dituju Zhu Que. Setelah ia membantu membereskan orang-orang Paviliun Feng Yu, orangku pun mengirimkan sinyal padaku. Aku mendapatkan tujuanku dan membuat Zhu Que kembali untuk langsung membantu."

"Dengan begitu, ia tidak akan sempat untuk mencari barang pentingmu, kan?" Xie Heng mengungkapkan rencananya dengan satu kalimat, dan Luo Wan Qing menundukkan pandangannya: "Iya."

Xie Heng memandanginya seolah-olah mengidentifikasi kebenaran perkataannya. Setelah sekian lama, ia terkekeh ringan dan berkata, "Meminjam orangku untuk melakukan pekerjaanmu. Kau pintar sekali."

Luo Wan Qing tahu ia bersalah dan berkata dengan tenang: "Tuan Muda bisa menghukumku."

"Aku tidak akan memperpanjang masalah yang sudah lalu." Xie Heng mengangkat tangannya dan melambai. Keempat wakil pun bangkit dan undur diri.

Hanya dua orang yang tersisa di halaman. Xie Heng meliriknya berlutut di lantai, mengangkat tangannya, dan berkata, "Kemari dan gilingkan tinta untukku."

Luo Wan Qing bangkit penuh pertimbangan dan menghampiri meja Xie Heng.

Xie Heng meletakkan bantalan duduk di samping mejanya, dan Luo Wan Qing, berlutut di sebelahnya, mengangkat tangannya untuk menggiling tinta. Hatinya cemas; ia tidak tahu apa maksud Xie Heng.

Namun, Xie Heng tidak berekspresi, menatap ke depan dengan mantap seolah-olah ia tidak melihat orang ini. Ia mengangkat tangannya dari samping untuk mengambil dokumen dan berujar ringan, "Kukatakan sebelumnya, karena kau memasuki Departemen Inspeksi, aku akan menampungmu. Tidak perlu melakukan cara-cara licikmu sendirian."

"Baik ...." Luo Wan Qing malu.

"Karena kau masih hidup, hiduplah baik-baik dan bantu aku melakukan sesuatu."

Luo Wan Qing langsung serius dan menjawab hormat, "Aku akan mendengarkan perintah Tuan Muda."

"Hari ini, Yang Mulia ingin memanggilmu untuk menanyai soal semalam. Dengarkan baik-baik." Xie Heng menekankan.

Luo Wan Qing langsung menatapnya. Xie Heng menundukkan kepalanya dan menyetujui dokumennya, menulis di satu sisi, "Kemarin malam, aku bertemu dengan orang misterius di Paviliun Fang Fei untuk menukarkanmu dengan Bai Li, dan selama prosesnya, cadarmu lepas, dan Putra Mahkota melihatmu. Jadi, Putra Mahkota mendekati pihak lainnya untuk meminta dirimu, dan kedua pihak berselisih. Tetapi," Xie Heng mengangkat matanya, menatapnya intens, "Kau tidak tahu bahwa ini adalah Putra Mahkota."

Ketika Luo Wan Qing mendengar ini, ia paham bahwa Xie Heng sedang menjelaskan, kenapa ia membawa Putra Mahkota sebagai sandera. Orang yang tidak tahu itu tidak bersalah; jauh lebih baik daripada jika ia mengetahui ia adalah Putra Mahkota.

Melihatnya mengerti, Xie Heng menarik kembali pandangannya dan melanjutkan, "Banyak pembunuh yang mendadak muncul untuk membunuhnya, dan karena kebaikan hati dan keadilan, kau menyelamatkan nyawanya. Hanya saja, kebetulan kau mendengar bahwa aku diserang. Kau menerobos jendela bersama Putra Mahkota dan masuk untuk menyelamatkanku.

"Kau menyadari bahwa para pembunuh ini sangat amat gugup soal Putra Mahkota, dan kau berniat menguji sikap mereka; itulah mengapa, kau menodongkan pedang ke leher Putra Mahkota. Kemudian, aku memberitahumu bahwa ia adalah Putra Mahkota, dan kau menyadari bahwa kau telah membuat kesalahan besar.

"Aku menyuruhmu agar melindunginya dengan nyawamu, sementara aku terluka dan mencari bala bantuan, dan kau mematuhi niatku dan melindungi Putra Mahkota hingga saat terakhir. Apa kau mengerti?"

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang