Chapter 33 - 2 : Dengarkan Aku, dan Akan Kubiarkan Kau Membunuhnya-

95 24 2
                                    

"Aku—" Luo Wan Qing ragu-ragu, sepertinya merasa bahwa ia bicara tidak masuk akal, tetapi ia tetap berujar pelan, "Seorang teman yang kutemui secara singkat. Ia menyelamatkanku. Tak ada ruginya mempertaruhkan nyawaku demi membalas budi ini."

"Apa ia punya dendam terhadap Li Gui Yu?" Xie Heng bertanya asal-asalan, seolah tidak memercayai apa yang dikatakannya. "Biarpun Pangeran Ketiga sudah di pengasingan sekian lama, ia selalu memiliki reputasi yang luar biasa. Teman macam apa yang kau miliki, sampai-sampai bisa memiliki dendam terhadapnya?"

"Ia hanyalah seorang gadis rumahan, tidak penting. Dibandingkan dengan Pangeran Ketiga, ia tidak pantas untuk dibicarakan. Tetapi budi menyelamatkan nyawa dibayarkan dengan pemusnahan," Luo Wan Qing mengangkat kepalanya dan menatap Xie Heng: "Ini adalah dendam penuh pertumpahan darah."

Ketika Xie Heng mendengar ini, gerakan meminum tehnya pun terhenti. Ia mengangkat kepalanya dan mengernyit selagi ia berkata, "Siapa temanmu?"

"Di hari aku memasuki Departemen Inspeksi, aku mendengar tentang kematiannya." Luo Wan Qing menatap Xie Heng dengan tenang, "Namanya Luo Wan Qing."

Semua orang di sekitar mereka terdiam, dan Xie Heng menatapnya sekian lama. Ia tertawa pelan. Ia berdiri dan berjalan bertelanjang kaki menuruni koridor panjang ke arahnya. "Liu Xi Niang, apa kau tahu apa yang paling kubenci dalam hidup ini?"

Ia menatapnya dengan mata terkulai, dan hanya berdiri begini saja, Luo Wan Qing merasakan tekanan tak terlihat yang menekan dari puncak kepalanya. Rasanya seolah-olah ia mengetahui segalanya dan tidak bisa menoleransi satu kebohongan pun.

Luo Wan Qing mengendalikan detak jantungnya yang menggebu dan berkata tenang, "Aku tidak tahu."

"Aku benci saat orang mencoba sok pintar. Akan kuberikan satu kesempatan terakhir." Tatapan Xie Heng mendalam. "Katakan yang sebenarnya."

"Aku mengatakan yang sebenarnya!" Luo Wan Qing mengangkat matanya selagi ia mencoba menahan setiap otot yang mencoba mengungkapkan emosinya dalam setiap tarikan napasnya.

Orang di hadapannya bagaikan seekor harimau ganas yang menatapnya, dewa penghakiman. Lawannya akan menukik dan menggigit tenggorokannya apabila ia membuat kesalahan. Ia mengendalikan semua emosinya dengan sempurna, sepenuhnya melupakan identitasnya, memainkan peran Liu Xi Niang yang membela temannya, memperlihatkan kemarahan dan berkata: "Memang berdosa bagiku untuk menguping percakapan Tuan Muda. Tetapi apakah salah kalau aku membalaskan dendam temanku? Kenapa Anda menolak memercayainya dan harus berpikir bahwa aku berniat untuk melakukan kejahatan?"

Kata-kata ini menyebabkan Xie Heng terdiam dan memandangi orang di depannya dengan mata tertunduk, dan untuk sesaat, ia tidak bisa mengetahui mana yang sebenarnya dan mana yang kebohongan.

"Bagaimana dengan Paviliun Feng Yu?" Xie Heng mengejar dingin. "Pada malam kedua memasuki Departemen Inspeksi, kau menyelinap keluar di tengah malam dan berhubungan dengan orang-orang dari Paviliun Feng Yu. Kenapa?"

"Aku melakukan perjalanan di tengah malam untuk mengambil kembali kuda yang sebelumnya digadaikan di pusat pengobatan." Sewaktu Luo Wan Qing mendengar ini, ia tahu Cui Heng telah melaporkan semuanya. Tetap saja, ia langsung membantahnya, "Aku bertemu dengan orang-orang Paviliun Feng Yu yang mengejarku di tengah malam dan bertukar beberapa jurus, tetapi aku tidak memiliki hubungan pribadi."

"Kalau begitu, kau mengecoh Cui Heng dan pergi keluar ...."

"Itu untuk mencari Li Gui Yu. Aku mencari Zhang Yi Ran untuk mengawasinya untukku." Luo Wan Qing menyela Xie Heng dan bersujud di bawah, "Tuan Muda, apa yang kukatakan semuanya benar. Kuharap Anda akan jelas tentang hal ini."

Kata-kata ini membuat Xie Heng terdiam, dan orang-orang yang hadir pun saling berpandangan tak percaya.

Xie Heng memandanginya. Orang di depannya ini bermulut rapat. Jika tidak disiksa, ia tidak akan bisa maju.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang