01. Raden Cikal Mahawisesa

1K 46 1
                                    

'Bandung, November 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bandung, November 2023.

.
.

Suara gemuruh mesin motor masih terdengar saling menyaut meski waktu sudah menunjuk pukul satu pagi. Jalanan becek dan lembab akibat hujan bahkan tak membuat segerombol anak remaja laki-laki itu merasa dingin dan pulang kerumahnya masing-masing.

Hanya ada asap rokok mengepul dimana-mana. Suara alat-alat mekanik saling terpelanting menjadi pengganti obrolan para tuannya yang kala itu sibuk mengotak-atik motor.

Sepasang sepatu kets berwarna abu-abu kini berjalan menuju salah satu motor yang tengah diperbaiki mesinnya. Dengan mulut yang menyumpah serapahi siapa saja yang membuang puntung rokok sembarangan, lelaki bersepatu kets itu akhirnya sampai di salah satu motor caferacer yang sudah di modif habis-habisan penampilannya.

"Habis berapa?"

Seorang yang tengah sibuk bercumbu dengan mesin motornya itu menoleh. Menatap si sepatu kets abu-abu dengan malas.

"Sepuluh juta. Plus lo harus bayarin gue jasa pijit karena punggung gue sekarang pegel-pegel mampus." ucapnya, melempar kunci kearah sahabat dekatnya itu.

Si sepatu kets terkekeh. Menatap kedua ujung sepatunya yang kotor akibat terkena percikan genangan air hujan saat berjalan ke tempat ini.

Tawanya tipis, namun renyah. Rautnya yang riang dan ramah, tak lupa suaranya yang berat juga nyaman mampu membuat seorang yang sedari tadi bicara dengannya bahkan ikut tertawa saking kuatnya laki-laki itu mengeluarkan aura positif.

"Ketawa lo!"

"Hahaha, abisnya, kocak banget gue liat muka lo cemong-cemong gitu. Kayak gembel."

"Berisik!"

"Gak kayak gembel deng! Kayak upin-ipin abis main tanah!"

"Brengsek lo, Cikal! Lo nyamain gue sama tuyul melayu?!"

"Ngakak banget gue anjir dengernya!" sahut Nakula, lelaki jangkung yang tengah merokok di sudut ruangan.

Hampir semua orang didalam garasi tertawa melihat bagaimana raut wajah Juangga yang kesal menghadapi ketengilan Cikal dini hari begini.

"Becanda doang elah. Aturan mah kasih harga miring kalau buat temen, masa sama temen sebangku lo mau jual mahal gitu sih, Ju? tega lo?"

"Ya lo nya juga gak kira-kira! minta ganti body motor segitunya, mana deadline-nya cepet banget! Kosong otak lo?" Juangga mengumpat. Laki-laki dengan otot kekar itu mengambil sebotol air mineral dan menenggaknya sampai habis.

Cikal lagi-lagi terkekeh. "Yaudah sih, susah emang kalau punya temen pelit amat. Gue transfer duitnya sekarang."

"Yaudah."

Cikal mengangguk. Wajahnya masih berbinar kala ia membuka ponsel untuk mengirim uang ke rekening sahabatnya, Juangga. Namun senyum itu seketika redup saat satu notifikasi tiba-tiba muncul di layar ponselnya.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang