"Aku sayang kamu."
"Aku cinta kamu, Kay."
Malam itu, hujan turun tanpa henti, seolah-olah langit pun ikut merasakan kesedihan yang melanda Cikal. Jalanan licin dan gelap, hanya diterangi oleh lampu-lampu jalan yang temaram. Di antara semua itu, Cikal melaju dengan motor tuanya, menekan penuh pedal gas tanpa peduli dengan keselamatannya sendiri. Angin dingin menusuk sampai ke tulang, namun rasa dingin itu tak sebanding dengan rasa hampa yang kini mengisi hatinya.
Hatinya remuk, hancur berantakan seperti kaca yang dilempar ke tanah dan pecah menjadi serpihan kecil. Setiap tarikan napas terasa berat, setiap detak jantung mengingatkan pada satu kenyataan pahit yang tak bisa dia hindari, dua orang yang dia percayai telah menghancurkannya. Di bawah guyuran rasa sesak, Cikal menyaksikan mereka berdua, Kay, orang yang paling dia cintai, sedang bersama Roneo. Keduanya tertawa, berbagi momen yang pernah menjadi milik Cikal sebelumnya. Dia tak percaya apa yang dilihatnya, seakan seluruh dunia berkonspirasi untuk mengkhianatinya. Adegan itu begitu menghantui pikirannya, berulang kali terputar seperti film yang tak bisa dihentikan.
Motornya melaju semakin cepat, membelah jalanan yang kini tampak sepi. Cikal tahu ke mana dia harus pergi, sebab Cikal berkendara bukan hanya ingin menjauh, melarikan diri dari rasa sakit yang terus menusuk tanpa ampun, ia juga harus pergi karena ada Shaluna yang menunggunya di rumah sakit.
Perasaan ini, dia tak pernah merasakannya sebelumnya sama sekali. Cinta yang dulu menjadi sumber kekuatannya kini berubah menjadi belenggu yang menjerat erat. Hatinya terasa teriris, setiap kenangan manis dengan Kay kini berubah menjadi luka yang semakin dalam.
Tak pernahkah Kay benar-benar mencintainya selama ini? Tak pernahkah Kay benar-benar merindukannya selama ini? Bahkan setelah banyak kata-kata cinta yang keluar dari bibirnya yang manis? Semua hanya tipuan semata untuk perasaan Cikal. Dan parahnya, si bodoh ini masih sempat melindunginya dengan laki-laki itu dari serangan teman-temannya. Semua hanya karena Cikal dan rasa cintanya untuk Kay.
Di tengah gemuruh hujan, suara batin Cikal berteriak, menuntut jawaban atas pengkhianatan yang baru saja ia saksikan. Cikal mencintai Kay dengan sepenuh hati, memberikan semua hal yang dia punya, tapi ternyata semua itu tak cukup. Hatinya yang hancur tidak bisa menerima kenyataan bahwa cinta yang dia pikir adalah segalanya ternyata hanyalah sebuah permainan. Rasa sakit yang didapatnya begitu kuat hingga seakan-akan memeras seluruh kehidupannya. Setiap kali Cikal mengingat tatapan hangat Kay yang kini sudah ditujukan pada Roneo, dadanya terasa seolah ditusuk ribuan jarum. Sakit, perih, dan menyakitkan.
Air mata bercampur dengan hujan yang mengguyur, tak ada yang bisa membedakan antara keduanya. Cikal membiarkan perasaannya terurai bersama dengan hujan yang semakin deras. Di balik helm yang tertutup, isak tangisnya terpendam, tercekik oleh kenyataan yang tak ingin dia terima.
Dia merasa kecil, tak berdaya di hadapan cinta yang telah mengkhianatinya. Semuanya terasa begitu salah, begitu tidak adil. Seakan langit dan bumi memang tidak ingin menciptakan takdir yang baik untuk Cikal. Seakan semua yang ada diatas sana tersenyum senang ketika melihat Cikal susah payah mengeluarkan tangisannya yang tertahan.
Motornya terus melaju, menyusuri jalanan sepi dimana hanya ada ia seorang. Di sepanjang perjalanannya, pikiran Cikal hanya dipenuhi oleh bayangan Kay. Mengapa harus dia yang merasakan semua ini? Mengapa cinta yang dia beri dengan tulus justru dibalas dengan pengkhianatan? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam kepalanya, tetapi tak ada jawaban yang bisa menenangkan hatinya.
Tanpa sadar tubuhnya mulai menggigil. Bukan hanya karena suhu dingin yang bersemayam di kulitnya, tetapi juga karena rasa lelah atas emosi yang telah menguras sisa tenaganya hingga tak bersisa. Cikal berhenti di pinggir jalan, mematikan mesin motornya dan membiarkan hujan membasahi dirinya sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction"Hidup bukan cuma tentang adek lo. Hidup lo, ya lo sendiri pemeran utamanya Kal." "Nggak bisa. Kata Ayah sama Ibun gue harus selalu ngutamain adek gue kalau mau jadi kakak yang baik." "Kal, nyerah ya?" . . . ©® kfor54, ay. best rank : • 1 in #haecha...