43. Titik Didih Akhir

145 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Dalam reaksi redoks, agen pereduksi adalah spesies yang..."

"Melepaskan elektron dan menjadi teroksidasi."

"Benar. Sepuluh poin untuk tim SHS."

Cikal memejamkan matanya. Menetralkan degup jantung yang lagi-lagi terasa dua kali lipat lebih kencang karena situasi yang begitu menegangkan. Setelah penyisihan babak olimpiade tulis, kini ia dan Rei berhasil menjadi salah satu dari lima tim yang akan memperebutkan gelar juara melalui babak olimpiade cepat tepat. Dan kini, skor timnya dengan Rei memimpin. Selisih tipis dengan tim SMA Arwana yang kala itu ada di posisi kedua.

Babak masih berlanjut, Cikal hanya bisa memejamkan matanya setiap kali Rei memencet tombol dan menjawab pertanyaan untuk menambah poin mereka. Membuat Rei mau tak mau melempar tatapan tajam demi mendorong Cikal untuk lebih berani menjawab.

"Jangan diem aja, keluar semua apa yang ada di otak lo." bisik Rei, ditengah suasana menegangkan yang sedang mereka hadapi.

Cikal membuang napas panjang, membuka kedua kelopak matanya setelah cukup lama meyakinkan diri. Kedua tangannya kini terkepal, mulai fokus mendengarkan petanyaan dengan serius dan seksama.

"Hitung potensial sel untuk sel galvanik yang terdiri dari elektroda Zn/Zn2+ dan Cu/Cu2+, jika E°(Zn2+/Zn) = -0,76 V dan E°(Cu2+/Cu) = +0,34 V."

Diambilnya pensil yang ada diatas meja. Cikal dan Rei sama-sama larut dalam hitungannya sendiri. Sampai pada akhirnya, Cikal menekan tombol lebih dulu dan berhasil meraih kesempatan dari SMA Arwana yang kala itu juga siap menekan tombol menjawab.

Laki-laki itu melirik Rei, gadis itu mengangguk untuk memberinya keyakinan dan rasa percaya diri.

"Potensial selnya 1,10 V."

Juri penilai tampak berdiskusi, membuat Cikal tanpa sadar menggenggam tangan Rei. Dalam hati terus berdoa, saking panik akan jawabannya yang ragu.

"Benar. Sepuluh poin untuk tim SHS."

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang