Tatapan Yang Berbeda

578 20 0
                                    

*Pov Simo

Bajingan-bajingan. Kok bisa-bisanya nenek lampir ini datang di hari pertamaku ospek. Apes tenan (sungguh sial). Kali ini aku masih di lapangan, tapi sudah diseret layaknya anjing. Benar-benar mirip seperti anjing, asuu.

"Gmn kabar om di Kota Pahlawan, mo?" Ucap wanita cantik yang mirip nenek lampir ini sambil menghentikan langkahnya.

"Om sehat-sehat aja mbak. Alhamdulillah" Balasku dengan cuek

"Oalah, kamu kapan sampe jakarta, mo? "

"Ya pagi ini, mbak. Trus mandi dulu di pom bensin, baru kesini. "

"Kamu naik kereta kan dari surabaya terus pake kendaraan online kan buat kesini? Nggak naik king kan buat ke sini? " Tanya mbakku curiga karena king atau motor Rx-king kesayanganku yang menemaniku terus aku bawa kesini.

"Ndak mbak aku ndak bawa king" Ucapku simpel

"Terus keretanya tadi sampai distasiun jam berapa? "

"Aaa.... Anuuuu mbak. Aku ndak naik king, tapi naik SuSter"

Mendengar ucapanku, mbak sepupuku yang bernama Shani Indira Natio ini langsung menarik nafas dalam dan menjewer kupingku.

"Cah gemblung, bronpit biasa dinggo lungo pasar malah digowo kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cah gemblung, bronpit biasa dinggo lungo pasar malah digowo kuliah. Piye leh e ommu ngeterke bulek menyang pasar, mo??
(Bocah sialan, motor dipakai pergi ke pasar kok ya dibuat kuliah. Gimana nanti ommu kalo nganterkan tante ke pasar, mo???) " Akhirnya aku bisa membuat sepupuku ini kembali ngomong jawa.

"Aduuhh, ampun-ampun. Jiarke to mbak (biarin aja mbak), wong dirumah masih ada king" Jawabku sepele sambil melepas jewerannya

"Bukannya gitu, kemarin katanya bulek, kamu beli motor baru buat kuliah? " Tanya mbak Shani

"Itu cuma buat bantu temen mbak. Kalo mbak mau ambil aja gapapa, barangkali buat pacare samean (pacar anda) lumayan MV Agusta F3 "

"Yawes, iso-iso ae simo iki (yasudah, bisa-bisanya simo ini), kamu balik lagi aja ke barisanmu"

"Llah, terus kenapa aku tadi diseret kesini mbak?? " Tanyaku heran

"Tadi suasana nya memanas, aku takut kamu malah ndadi jaranan kalo di sana terus hehehe. Jadi ini buat nenangin pikiranmu"

"Yawes mbak, titip salam nggo pakdhe budhe yo. Mugi tansah diparingi pangestonane Gusti (yasudah mbak, titip salam untuk pakdhe budhe ya. Semoga selalu diberikan rahmat sm Tuhan) " Ucapku lalu meninggalkan mbak Shani

Edaan-edann. Emang mbak Shani ini siapa ya kok dia bisa seperti disegani bajingan-bajingan yang mukuli aku. Untung sekarang aku orangnya sabar hehe. Yaudah aku balik deh ke lapangan buat ngikutin kegiatan gajelas ini.

*Pov Cynthia

*Pov Cynthia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Motif dan Seni dari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang