Kembali Menjadi Akademisi

230 17 6
                                    

Disebuah pagi ditengah-tengah pekan yang indah, seorang Simo sedang menikmati kreteknya di kantin kampus, tak lupa juga dengan kopi hitam pahit yang selalu turut menemaninya. Ia memandangi suasana kampus yang mungkin sedikit ia rindukan dari kantin favoritnya.

Tak banyak orang yang ada dikantin, mengingat hari masih sangatlah pagi. Ia hanya menantikan jadwal kuliahnya yang akan dimulai sekitar 15 menit lagi. Cukup berat bagi seorang Berandalan seperti Simo untuk kembali hadir di bangku perkuliahan. Satu-satunya yang membuat ia berada dikampus saat ini adalah ancaman dari dua, bahkan tiga wanita yang sangat mengkhawatirkannya.

Tak lama kemudian datanglah seorang wanita yang menyapanya dengan cukup ramah,

"Kenapa bengong?? Gamasuk kelas kamu?? " Tanya wanita tersebut.

Simo pun tersenyum dan mematikan kreteknya.

"Iya, put. Sabar yaa, masih 15 menit lagi kok" Ucap Simo.

"Hmmm yaudah. Awas sampe kamu gamasuk. Minggu depan udah mulai UAS soalnya" Ancam Cynthia.

"Hehe, emang masih boleh ikut ya aku?? Kan kehadiranku dibawah 70% put" Ujar Simo sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Makanya masuk dulu. Tanya baik-baik ke dosen"

"Iyadeh iya"

"Yaudah, aku duluan ya. Inget! Jangan sampai bolos lagi" Ucap Cynthia lalu pergi meninggalkan kantin.

*POV Simo.

Mbokne ancok. Sudah tiga kali aku diingatkan untuk kuliah dengan ketiga orang yang berbeda. Pertama oleh Gracia saat lari pagi tadi. Kedua oleh Mbak Shani melalui chatnya. Dan yang ketiga adalah Cynthia.

Apalagi semalam Cynthia sempat mengabari bahwa tugas dari jurusanku sangatlah banyak. Ia dapat kabar tersebut tentu dari Rani, teman dekatnya. Yang bahkan aku tak mengenalnya. Terakhir kali aku bertemu dengan sosok Rani saat malam penutupan ospek itu. Tapi ia sudah banyak masuk dalam kehidupanku di kampus sebagai mata-mata dari Cynthia.

Aku membuka handphoneku dan melihat jam yang tertera di sana. Cepet banget, cuk. Aku pun berdiri dengan enggan dan menuju ke gedung fakultasku untuk berkuliah. Ya semoga saja aku tak diusir dari kelas.

Di tengah perjalananku menuju kelas,  aku dihadang oleh sosok yang sangat jelas aku ingat. Ia berkacak pinggang dengan tampang marahnya.

"Kemana aja kamu?? Gapernah masuk kelas saya" Ujar wanita itu.

"Selamat pagi Bu Jessi. Pagi-pagi itu ya mbok saling bersapa hangat gitulho" Ucapku.

"Hmmm. Yaudah. Selamat pagi juga, mantan mahasiswaku"

"Lhoo kok mantan sih bu. Aku kan masih kuliah disini"

"Namamu sudah saya coret dari daftar mahasiswa"

"Galucu bu. Bercandanya" Ucapku cukup panik.

"Yaa setidaknya untuk semester inilah"

"Eehh. Gimana bu?? "

"Hish. Nanti saya jelasin. Kamu ngajak ngobrol kok ditengah jalan gini" Ucapnya lalu menarik tanganku menuju bangku yang ada di lobby gedung fakultasku.

Bajingan, kan dia sendiri yang nyegat aku disana. Kok aku yang disalahkan.

Kami pun duduk disalah satu bangku tersebut. Bu Jessi pun menghela nafasnya dan berkata,

"Sebelumnya. Kamu kemana aja gapernah kelihatan?? Sudah ketularan si Ucip ya?? "

"Hah?? Ucip siapa bu?? "

Bu Jessi pun sedikit terkejut, lalu berkata

"Kamu ini ditanyain malah balik nanya. Jawab dulu bisa gasih" Ucap bu Jessi terdengar sedikit sewot.

Motif dan Seni dari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang