*POV Cynthia.
Saat ini aku tiba di kosan Simo bersama dengan dua orang asing yang mengantarku tadi. Jumadi dan Hasan.
"Kok sepi ya, ci. Cici gapapa disini?? " Tanya Jumadi.
Akupun hanya mengangguk pelan.
"Woy, Jancuk. Berani kon kesini???! " Maki Renaldi yang baru saja muncul dari dalam kosan. Ia terlihat membawa tongkat Kasti yang ditujukan ke kami.
"Di, aku sama hasan gaada urusan sama kos kalian ya. Ini kami cuma mau ngantar cewenya Simo" Jelas Jumadi.
Aku yang kebingungan pun hanya bisa terdiam kaku diantara mereka.
"Halah, omongan taek Jum. Kon pasti punya rencana lain kan?? "
Jumadi pun hanya menghela nafasnya dan menahan Hasan yang sepertinya ingin bertindak sesuatu.
"Asu, kalo bukan gara-gara Mas Simo, aku, hasan, bahkan seluruh anggotanya Kang Teja, gak sudi buat dateng ke kosan ini" Ucap Jumadi.
"Ayo pergi, san. Gabaik lama-lama sama orang gila disini, bisa nular" Sambung Jumadi lalu pergi menuju motornya.
Sesaat setelah Jumadi pergi, Renaldi pun menghampirikum
"Cyn, kok kamu mau sih dianterin dia? " Tanya renaldi.
"Terus aku harus apa mas?? Nunggu nyawaku hilang disana?? Masih beruntung mereka mengantarku ke sini. Kalo memang mereka komplotan sama orang yang ngeroyok Simo, aku pasti udah gadisini mas. " Cercaku.
Kulihat dari raut wajahnya, sepertinya Renaldi tau jika aku dan Simo sedang dikeroyok oleh orang.
"Maaf, Cyn. Aku juga gaberani ninggalin Fiony dikos sendirian. " Ucap Renaldi pelan.
"Iya mas. Aku izin masuk ya. Aku capek banget hari ini"
Renaldi pun hanya mengangguk pelan.
Di ruang tengah aku melihat Ci Fiony sedang duduk termenung didepan meja makan. Ia hanya menatapku kosong saat aku hendak naik tangga. Akupun memutuskan untuk tak mencampuri urusannya. Aku sendiri terlalu lelah hari ini. Kejadian-kejadian yang menimpaku barusan tak pernah ada dalam bayanganku.
Sebenarnya, apa salah Simo kekasihku?? Hingga dia dibenci sedemikian ini. Aku tak pernah melihat Simo bersifat sok jagoan dan menindas seseorang. Simo adalah pria yang baik, ramah, perhatian, ya walaupun ia sedikit iseng dan kurang ajar. Atau memang aku saja yang belum mengenal Simo?? Sehingga aku tak sebegitu mengerti kenapa ia diincar.
*POV Simo.
Aku kini berada di rumahsakit setelah tahu kabar Cynthia dari Mas Renaldi. Bagiku kondisi Mas Randhu dan Bang Rendi adalah yang lebih penting sekarang. Aku tahu bahwa Ciput sedang mengalami syok akibat kejadian yang menimpa kami.
Tapi mendengar mas Renaldi tadi disemprot oleh Ciput dengan kata-kata tajam, membuatku berpikir bahwa mungkin kondisinya tak separah itu. Kekasihku memang wanita yang kuat.
Akupun ke meja resepsionis dan bertanya pada orang disana mengenai kamar dari Mas Randhu. Si Resepsionis menawarkan diri untuk merawat lukaku. Tapi aku menolaknya, wong cuma memar.
Aku langsung menuju kamar tempat mereka dirawat, dan langsung masuk ke dalam. Kulihat disana sudah ada Mbak Shani, Mbak Gita, dan juga Mbak Gracia yang menunggu mas Randhu dan Bang Rendi yang masih terbaring tak sadarkan diri.
Gracia pun langsung menuju ke arahku dan menyambutku dengan pelukannya. Aku hanya membalasnya singkat lalu melepaskan pelukannya.
"Bentar, mbak. Aku mau lihat Mas Randhu sama Bang Rendi dulu" Ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motif dan Seni dari Cinta
RomanceMerupakan kisah pemuda pemudi bernafaskan romantis dewasa dengan canda tawa, sedikit duka. Mengambil beberapa nama karakter dari member JKT48 tanpa memberikan label "Idol" dalam diri mereka. Sehingga memungkinkan untuk dinikmati baik oleh para Fans...