Merupakan kisah pemuda pemudi bernafaskan romantis dewasa dengan canda tawa, sedikit duka. Mengambil beberapa nama karakter dari member JKT48 tanpa memberikan label "Idol" dalam diri mereka. Sehingga memungkinkan untuk dinikmati baik oleh para Fans...
Disinilah aku, bersama Simo dan Bidadari penjaganya. Aku masih tidak tahu siapa wanita ini, bukannya aku penasaran atau bagaimana ya. Tapi agak aneh rasanya. Kami berdiam-diaman saja selama lebih dari lima menit. Lebih tepatnya, Sang Bidadari itu tak mengajakku mengobrol lagi, ia fokus memandangi tubuh Simo dari ujung rambut sampai ujung kaki, layaknya sebuah peta buta yang harus dipahami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lhoo. Kamu masih disini to, dek? " Ucap bidadari itu tiba-tiba.
"Eee... Eehhhh... Yaudah, Ci. Aku pulang dulu yaa. Maaf mengganggu" Ucapku kaget
"Lhooo. Aku ndak maksud buat ngusir kamu, dekk. Lagian kamu belum menjawab pertanyaanku lho dek" Sambung bidadari itu.
"Pertanyaan apa ya, Ci? " Tanyaku meyakinkannya saja, sebenarnya aku tau apa yg dimaksud oleh bidadari ini.
"Huffft, pertanyaanku yang tadi. Apa Cah Gemblung (Anak Sialan) ini menyakitimu juga?? "
"Nggak, Ci. Simo nggak ngapa-ngapain aku"
"Jadi kamu kenal sama Cah Gemblung ini? "
Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda iya.
"Yasudah, bentar yoo. Jaga Simo dulu, aku mau ambil obat di ruanganku" Ucap bidadari itu sambil berlalu melewatiku.
Semerbak wangi mencuat menghiasi indera penciumanku, menyejukkan namun tak tajam menusuk. Banyak pertanyaan muncul dibenakku. Dia ini sebenarnya siapa sih?? Atau jangan-jangan malaikat beneran, tapi mana ada malaikat punya ruangan di kampus. Atau dosen?? Tapi umur kita sepertinya gak jauh beda deh. Aku melamunkan hal lain sampai-sampai sebuah tepukan mengenai pundakku, dan ternyata bidadari itu kembali.
"Kamu ini suka bengong ya ternyata, dek. Hahaha, nanti kamu kesambet lhoo. Apalagi ini mau maghrib" Canda bidadari itu sambil membawa sebuah botol berwarna gelap dengan ukuran 250 ml an.
"Aku tahu, kamu banyak pertanyaan, dek. Tapi ya biar aku perkenalan diri dulu ke kamu. Namaku Shani Indira Natio, kamu bisa memanggilku Shani. Aku mahasiswa kampus EraBaru juga, Prodi ilmu komunikasi semester 5. Kebetulan juga, aku ketua BEM di kampus ini hehe. Dan kebetulan juga aku adalah sepupu dari laki-laki urakan ini" Jelas Ci Shani setelah melihat wajahku yang terlihat heran dengannya.
"Kamu percaya sama aku to dek?? Wajahmu kayak curiga sama aku" Tanyanya lagi.
"Iya, Ci. " Ucapku dan mengangguk
Ia pun melemparkan senyum sejuknya itu, dan menuju ke arah Simo yang masih saja tak sadarkan diri. Ci Shani membuka botol tersebut dan mulai membalurkan isinya yang berupa cairan ke seluruh tubuh Simo dimulai dari kaki hingga kepala. Namun, saat tangan Ci Shani menyentuh kepala Simo, tiba-tiba Simo seperti mengigau.
"Cynn... Cynthia, jangan seperti itu, Cyn. Aaa...akuu tidak apa-apa... "
Wajah ci Shani pun terlihat bingung dan menoleh ke arahku. Terlihat ia menahan tawanya. Hal tersebut membuatku sedikit malu