*POV Simo.
Menjelang sore, aku dan Cynthia tengah berada disebuah kafe untuk menunggu sandhyakala mengambang di ujung barat sana. Ia terlihat kesal karena berulang kali dering teleponku berbunyi tapi aku tak mencoba untuk mengangkatnya, bahkan memeriksanya sama sekali.
Akupun mencoba untuk mengembalikan mood dari wanitaku ini dengan berbagai cara. Namun tetap saja, raut muka kesalnya masih melekat. Hingga tiba-tiba handphoneku kembali berdering.
"Siapa sih yang?? " Selidik Cynthia
"Gatau put. Aku gak lihat"
"Ya makanya dong kamu lihat. Siniin handphonemu" Ucap nya sedikit memaksaku.
Akupun dengan terpaksa mengeluarkan handphoneku. Terpampang nama Gracia disana.
"Mana??!! " Tanya nya dengan nada yang sedikit naik.
Aku pun menyerahkan handphoneku. Cynthia pun memandanginya dan raut mukanya terlihat semakin kesal.
"Kamu ada janji apa sama MBAK GRACIA itu?? " Selidiknya.
"Nggak ada, yang. Sumpah" Ucapku.
Karena memang hari ini aku mengosongkan jadwalku khusus untuk Cynthia.
"Hmmmm. Oke aku ganti pertanyaannya..... "
Belum selesai perkataan yang diucapkan oleh Ciput, handphoneku kembali berdering.
Ciput pun meletakkan handphoneku dengan keras di meja nya.
"Kamu ada apa sih sama dia?? Kok sampai telepon berkali-kali dari tadi. "
Aku hanya menghela nafasku.
"Ada apa gimana sih, put?? Sudah kubilang, aku gak ada janji apa hari ini. "
"Trus kenapa dia telepon terus ke kamu?? Kangen??! " Tanya nya setengah berteriak.
"Jujur aku gatau, put. Sini aku angkat teleponnya, siapa tau penting" Ucapku.
*BRUAAKKK.
Ciput pun menggebrak meja dengan lumayan keras.
"Jadi telepon dari MBAK GRACIA mu itu lebih penting?? Berani kamu angkat teleponnya, aku pulang" Ucapnya mengancamku
Mbokne ancok, opo-opoan iki. Kenapa Cynthia jadi cemburu buta begini.
"Nggak deh put. Udah yaa, jangan marah-marah lagi. " Ucapku sambil berusaha meraih tangannya untuk menenangkan Cynthia.
Tapi tanganku ditepis olehnya
"Gabutuh, males banget aku disentuh sama tangan cowo yang kegatelan" Ucapnya.
Akupun kembali menghembuskan nafas beratku dan hanya bisa mengumpat JancukJaran.
"Jadi alesan kamu buat males jalan-jalan sama aku itu gara-gara di Kosan ada MBAK GRACIA?? Iya??!" Ceracau nya lagi.
"Sampe sok-sokan bilang mau nemenin mas Randhu sama bang Rendi, soalnya mereka mau lulus. Jadi biar banyak kenangan sama mereka. Bilang aja gitulo kalo mau menghabiskan waktu dengan MBAK GRACIA. " Omelnya terus tanpa henti.
"Gagitu, put. Gagi.... "
"Gak gitu apanya sih, mo. Terus jelasin apa maksudnya?? "
Aku sangat membenci hal ini, cynthia yang terus menerus mencercaku dengan ribuan spekulasi yang bermain diotaknya tanpa membiarkanku menyelanya.
Aku tau sifat cynthia yang seperti ini, jadi aku hanya diam saja menunggu ia selesai bicara.
Aku memang tak sesuci itu, tapi aku juga tak sehina itu sampai-sampai persahabatanku dengan teman-teman kosku kujadikan dalih untuk bermain dibelakang Cynthia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motif dan Seni dari Cinta
RomanceMerupakan kisah pemuda pemudi bernafaskan romantis dewasa dengan canda tawa, sedikit duka. Mengambil beberapa nama karakter dari member JKT48 tanpa memberikan label "Idol" dalam diri mereka. Sehingga memungkinkan untuk dinikmati baik oleh para Fans...