Melebarkan Pandangan

367 17 3
                                    

Disuatu Sore yang indah, dimana matahari sedang hangat-hangatnya terdapat sepasang sejoli yang terjebak oleh antrian kendaraan yang berbondong-bondong untuk pergi menunaikan hasrat akhir pekannya.

Banyak orang yang menantikan bahkan menunggu hari ini setiap pekannya, bahkan sepertinya Tuhan pun menyukai hari ini, dimana banyak manusia mensyukuri kedatangan hari ini. Baik para pekerja maupun penganggur.

Kepadatan lalu lintas yang biasanya diiringi oleh orchestra berinstrumen suara mesin, makian, dan juga klakson dapat memberikan sebuah rasa kesal dihati setiap orang, tapi sangatlah berbeda dengan dua orang kasmaran yang tengah menaiki motor antik keluaran tahun 89 itu.

"Kita langsung pulang ya, Cyn?? " Tanya Simo.

"Iya, gapapa. Makasih ya hari ini" Ucap Cynthia sambil mengeratkan pelukannya ke tubuh prianya itu.

"Semoga aku tak hanya sekedar menghilangkan rasa bosanmu, tapi menumbuhkan suatu rasa juga" Ucap Simo.

"Rasa apa tuh emangnya?? "

"Rasa hangat. Tuh, mataharinya silau banget ya kan?? Hehe" Ucap Simo.

Cynthia pun mencubit pinggang Simo

"Kirain mo serius. " Ucapnya

"Hahaha, jadi kamu mau langsung diseriusin?? "

"Apaan sih. Kita itu baru kemarin jadi mahasiswa" Ucap Cynthia.

"Lahh. Maksudku, apakah kita perlu menghilangkan canda tawa ini dan menjadi serius satu sama lain?? " Ucap Simo

Cynthia pun mencubit lagi pinggang Simo

"Tau deh. Terserah" Ucap Cynthia.

"Lucu deh kalo ngambek" Balas Simo

"Ohh, jadi kalo gak ngambek galucu nih?? " Balas Cynthia sambil menempelkan dagunya pada pundak kiri Simo, mungkin ia hanya ingin memandang prianya itu.

"Jelas nggak dong. Kamu itu seremm, suka melototin orang. Hehe" Ucap Simo

"Aku turun, nih. " Ucap Cynthia

"Jangan dong, bisa kena tilang aku"

"Ihhhh kok bisa ada cowo sengeselin kamu ya" Ucap Cynthia sambil memukul pundak simo dengan manja.

"Hahah, maaf deh Cyn"

Lamanya perjalanan seakan tak terasa karena mereka yang terus bercengkrama diatas motor. Entah sudah berapakali mereka menjadi pusat perhatian orang dikemacetan. Yang jelas, mereka hanya menikmati waktunya

Pukul 18.30, akhirnya mereka tiba di depan Rumah Cynthia.

"Aku pulang dulu ya, Cyn. Kalo butuh apa-apa telepon aku ya" Ucap Simo

"Hmmm. Kamu gamau nginep lagi?? " Tanya Cynthia setengah berbisik.

"Hari ini aku lagi pindahan, Cyn. Maaf yaa, tapi kalo semisal kamu emang takut sendiri atau ada apa-apa, kamu bisa telepon aku. Nnti aku langsung dateng"

"Yaudah deh. Aku masuk dulu ya?? "

"Iya, hati-hati"

"Kamu juga hati-hati dong"

"Siap, Cynderella" Ucap Simo sambil mengelus kepala Cynthia.

Cynthia pun hanya membalasnya dengan senyum lalu pergi masuk ke rumahnya.

*POV Simo

Aku barusaja menemani Cynthia berkeliling kota mengenakan motorku. Kamimemulainya dari Rumah Mbak Shani, lalu kos Jangkar Selatan, lalu berkeliling saja di sekitar kota ini sambil menghabiskan bensin yang memang sudah tak semurah zaman Bundaku.

Motif dan Seni dari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang