Malam yang Membawa Pergi

294 10 0
                                    

Pagi yang cerah mendekati ujung tahun, Sang Matahari masih dengan gagahnya menunjukkan sinarnya di negara tropis ini. Seakan-akan tak ingin absen untuk melaksanakan cuti akhir tahunnya. Begitu pula dengan Simo yang baru saja menyelesaikan rutinitas meditasi dan lari pagi nya dengan semangat membara.

Bagaimana bisa Pemuda Brangasan macam Simo ini tidak menikmati lari paginya yang ditemani oleh wanita seindah Gracia. Bahkan setelah ini, ia akan menuju ke rumah Cynthia untuk melaksanakan kencan natalnya. Sungguh beruntung nasib Bajingan itu.

"Mo, kamu habis ini langsung ke ciput?? " Tanya Gracia yang sedang beristirahat di depan teras kosan.

"Hehe. Iya ge. Tapi paling bersih-bersih dulu. Kenapa?? "

Gracia pun mendekat dan setengah berbisik ke Simo,

"Gamau ke kamar dulu?? " Ucapnya dengan nada seduktif khasnya.

Simo yang mendengar itu hanya menelan ludah kasarnya.

"Kita ke kamar masing-masing aja ya ge, hahaha" Ucap Simo kemudian beranjak dari duduknya.

Merasa tak digubris oleh pujaan hatinya, Gracia pun hanya mendengus kesal dan menatap punggung lebar Simo. Hal ini juga kembali menyadarkan Gracia bahwa Simo bukanlah kepunyaannya.

Beberapa menit kemudian Simo sudah tampil dengan rapi. Definisi dari rapinya Simo ini cukup berbeda. Ia mengenakan kaos hitam dengan denim biru dan tak lupa kemeja flannel khas musisi Grunge sebagai luarannya. Dengan rambut yang hampir menyamai bahu, membuatnya semakin mirip dengan 'Eddie Vedder' sang Frontman dari band tahun 90an, Pearl Jam.

Simo pun memanasi SuSter kesayangannya sembari membakar sigaret kreteknya. Setelah dirasa cukup, ia pun menaiki motornya dan menuju rumah dari kekasih hatinya.

Semesta dan jalan raya seakan merestui Simo yang sedang menempuh rindu untuk berkencan dengan wanitanya. Bahkan kemacetan Ibukota yang terkenal seantero negeri itupun tak menghalangi Simo, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk tiba di kediaman Cynthia.

"Haiiii." Ucap Cynthia yang sudah menunggu Simo di luar pagar rumahnya.

Simo pun hanya terdiam mengagumi sosok yang ada didepannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Simo pun hanya terdiam mengagumi sosok yang ada didepannya itu.

"Yang???" Tanya cynthia sambil melambai-lambaikan tangannya di depan muka Simo.

"Ehhh iya, put" Ucap Simo yang baru saja kembali sadar.

"Aku kira tadi salah rumah. Perasaan jemput ciput deh, kok jadi apsari khayangan yang muncul didepanku" Lanjut Simo.

Cynthia pun mencubit pelan lengan Simo.

"Yeee. Emang ada bidadari yang mau jalan sama kamu?? " Tanya Cynthia.

"Lha ini buktinya" Ucap Simo sambil menunjuk ke arah Cynthia.

"Emang aku mau jalan sama kamu??" Goda Cynthia.

Motif dan Seni dari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang