39. Rumah Mertua

4.4K 325 46
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Apa kabar?

Maaf ya saya baru up🙏🏻

Sebelum baca jangan lupa vote yaa...

Pastikan kalian sudah menjalankan salat wajib sebelum baca cerita ini... Baru deh kalau sudah langsung meluncur ke ceritanya...

Semoga masih ingat alurnya ya setelah sekian lama🙏🏻

Jangan lupa shalawat☺️

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Usai sudah Nayara dan Fadhil melaksanakan salat magrib. Tampilan keduanya pun sudah siap untuk pergi. Pria 27 tahun itu kini membantu sang putri mengenakan ransel. Sementara Nayara sibuk hilir mudik dari dapur menuju ruang tamu di mana Fadhil berada.

"Aya, ada lagi yang lupa di bawa?" tanya Fadhil pada sang istri yang baru saja datang dari arah dapur.

"Sudah semua kok. Barusan Aya ambil kue buat di bawa ke rumah Mama," balas Nayara.

"Baju ganti sudah di masukan?" tanya Fadhil mengingatkan. Takut jika ada barang lain yang tertinggal. Mau bagaimanapun, mereka berencana untuk menginap selama beberapa hari di rumah orang tua Fadhil.

"Sudah semua kok," balas Nayara. Fadhil mengangguk. Lelaki itu mengangkat tubuh Aira dan menggendongnya.

"Putri Yayah makan banyak ya? Tambah berat, pipinya makin bulet." Fadhil menekan kedua pipi gembul Aira dengan gemas. Membuat gadis kecil itu tertawa.

"Aila makan banyak sekali Yayah! Makanan yang Bunda buat, semuanya Aila makan," kata anak itu ceria. Fadhil yang mendengarnya dibuat terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

"Ayo Ay. Sini tas nya." Fadhil mengulurkan satu tangannya yang tidak digunakan menggendong Aira pada Nayara. Bermaksud meminta tas yang di bawa sang istri.

"Nggak apa-apa, Aya aja yang bawa. Mas kan lagi gendong Aira. Nanti susah," tolak Nayara.

Fadhil mengangguk saja saat itu. Namun tangannya tetap meraih tangan Nayara dan menggandengnya keluar rumah.

Setelah mengunci pintu, barulah keluarga kecil itu menuju mobil untuk kemudian pergi meninggalkan kediaman mereka.

♡ ♡ ♡

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam di perjalanan, mobil Fadhil memasuki halaman rumah kedua orangtuanya. Keluarga kecil itu keluar dari dalam mobil.

"Wah! Bunda! Bunda! Yayah! Lumah Nenek besal sekali!" girang Aira saat pertama kali menatap kediaman keluarga Fadhil.

Nayara dan Fadhil tersenyum mendengar keantusiasan Aira. Lelaki itu mengusap puncak kepala Aira gemas. Meraih sebelah tangan Aira untuk digandeng. Sementara tangan anak itu yang satunya sudah di genggam oleh bundanya.

"Ayo masuk!" ajak Fadhil.

Aira mengangguk antusias, bahkan di sela langkahnya, gadis itu menyempatkan untuk melompat kecil. Saking senangnya hati putri kecil Nayara itu.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang