52. Rumah Sakit

1.8K 209 25
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Alhamdulillah bisa up lagi...

Malam jum'at baca Al-Kahfi guys😉

Seperti biasa baca shalawat dulu...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen yaaa

Happy reading💕💕💕

♡ ♡ ♡

Sore itu setelah bertemu tanpa sengaja dengan adiknya, Arsyad mengemudikan mobilnya menuju kediaman orangtuanya dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Ia teringat bagaimana reaksi dari istri adiknya saat melihatnya di parkiran toko tadi. Perempuan bercadar yang tampak tak asing baginya itu terkejut dan mungkin marah saat melihatnya. Jelas sekali jika ada sesuatu yang tidak beres saat ini. Mungkinkah istri Fadhil itu mengenalnya?

Lalu sosok anak perempuan yang juga berada di mobil itu sepertinya Arsyad pernah bertemu. Ia ingat sekali kejadian di toko roti yang sama beberapa hari lalu. Kalau tidak salah wajah anak itu mirip sekali dengan anak yang ia temui di sana. Tidak. Bukan mirip, dia memang anak yang sama yang memanggilnya Papa. Tadi pun anak itu berteriak Papa saat melihatnya.

Arsyad memijat tanggal hidung atasnya, bagian antara kedua mata. Kepalanya mendadak pening dengan segala pemikiran rumitnya ini. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan semua ini. Ia merasa jika sesuatu yang besar seperti akan terjadi dalam hidupnya, tapi apa?

Terlalu larut dalam pemikirannya, tanpa sadar Arsyad telah sampai di kediaman orang tuanya.  Pria itu menghentikan kendaraannya. Sebelum turun ia menghembuskan nafasnya berat. Hatinya benar-benar tak tenang setelah kejadian tadi. Ia penasaran kenapa istri adiknya itu seolah enggan bertemu dengannya. Lalu penampilannya, Arsyad yakin ia pernah melihat istri Fadhil di suatu tempat.

"Memikirkan hal seperti ini membuat pening. Lebih baik mengunjungi Fadhil saja supaya tenang," gumam pria yang telah menginjak kepala tiga itu.

Arsyad menghembuskan nafasnya berat. Seusai itu ia bergegas keluar dari kendaraannya.

Di depan pintu Arsyad menemukan kehadiran istrinya yang baru saja keluar dari rumah untuk menyambutnya. Perempuan itu tersenyum hangat ke arah Arsyad.

"Assalamu'alaikum," kata Arsyad sambil tersenyum pada perempuan di depannya ini.

"Waalaikumusalam. Ada kan Mas bolu pisangnya?" tanya perempuan itu.

"Ada ini. Ayo masuk!" ajak Arsyad.

"Nadia," panggil pria itu di sela langkah kakinya yang beriringan dengan sang istri.

Perempuan berkerudung pasmina itu menoleh pada suaminya. Menanti ucapan apa yang hendak di keluarkan Arsyad.

"Besok Mas ada perlu sama Fadhil. Mas mau ke rumahnya. Kamu mau ikut?" tanyanya.

"Besok ya Mas? Tapi aku kayanya nggak bisa ikut. Tadi udah janji mau temani Mama ke dokter. Soalnya Shofi lagi nggak bisa antar," kata Nadia penuh sesal.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang