43. Perempuan Hebat

2.6K 253 16
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum 🙏🏻

Jangan lupa shalawat hari ini,

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Kasih vote ya teman-teman, gratis kok😉

*Huaa maaf banget barusan saya unpub part ini... Ada yang kelupaan tadi... Maaf ya✌️

Happy reading💕💕💕

♡ ♡ ♡

Suara pintu terbuka terdengar di ruangan yang terlihat seperti kamar tidur. Sosok perempuan berambut panjang setengah punggung berjalan keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamar itu. Kaki jenjangnya melangkah mendekati ranjang. Di mana di atasnya sebuah ponsel berdering dengan nyaring tanda adanya panggilan masuk.

Hembusan nafas berat terdengar dari belahan bibirnya. Merasa gundah untuk menjawab panggilan itu ketika melihat nama yang terpampang di ponselnya. Namun mengabaikannya pun bukan pilihan yang bagus.

Dengan berat hati, jemari lentik itu menggeser tombol hijau. Lalu mendekatkan ponsel itu ke telinganya.

"Assalamu'alaikum-"

Belum selesai perempuan itu mengucap salam. Suara di seberang sana langsung memotong perkataannya dengan nada ketus.

"Di mana Salman? Kenapa telepon Mama tidak di jawab?" tukas seseorang wanita paru baya di balik sambungan telepon.

Perempuan itu menghela nafasnya dalam. Kemudian menjawab pertanyaan wanita itu, "tidak ada di sini. Mas Salman masih kerja. Ada apa Ma? Kalau ada sesuatu Mama bilang saja, nanti aku sampaikan sama Mas Salman."

"Tidak. Nanti saja sama Salman. Oh ya, gimana? Ada kabar baik? Jangan bilang kamu masih belum hamil!"

Perempuan itu seketika terdiam tatkala pertanyaan yang paling dihindarinya itu terlempar dari seberang telepon sana. Ia meremas ujung piyama tidur yang dikenakannya. Sementara bibirnya terasa kelu, enggan untuk menjawab pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh Ibu mertuanya setiap kali ada kesempatan.

"Belum lagi? Cih! Lima tahun menikah tapi sampai saat ini kamu belum bisa hamil! Semakin hari kesabaran saya semakin habis! Tidak kamu tidak juga istri pertama Salman yang miskin itu! Kalian sama-sama istri tidak berguna! Kalau saja kamu bukan anak teman saya, sudah saya suruh putra saya ceraikan kamu!"

Tut

Panggilan itu diputuskan secara sepihak oleh perempuan itu. Tak tahan lagi mendengar caci maki dari mertuanya. Setiap keduanya mengobrol, topik itu pasti selalu diangkat. Lantas berakhir dengan dirinya yang dihina habis-habisan oleh ibu mertuanya itu. Dan semua hanya karena masalah keturunan.

Dengan rapuh, perempuan itu mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Kepalanya menunduk menatap jemarinya yang meremas pelan pakaiannya sebagai pengalih perhatian dari hati yang mulai terasa nyeri.

Ia seorang wanita, seorang istri. Menjadi impiannya untuk mengandung buah hati dalam rahimnya. Lima tahun ia menikah, dan sampai saat ini ia belum juga diberi kesempatan untuk memiliki itu.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang