31. Panggilan Baru

5.1K 374 71
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🤗

Bagaimana kabar hari ini? Semoga baik-baik saja ya...

Aira datang untuk menemani kalian nunggu buka puasa hehe😁

Sebelum baca ceritanya sholawat dulu yaa...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading guys💕🥰💖

♡ ♡ ♡

Suara perbincangan dua lelaki menyambut kedatangan Nayara dan Aira di meja makan. Nayara melirik kearah Fadhil dan ayahnya yang asyik berbincang sambil menunggu sang Ibu menyiapkan makanan.

Usai mendudukkan Aira di salah satu kursi, Nayara segera menghampiri Harumi. Membantu sang Ibu menghidangkan makanan ke atas meja untuk sarapan.

Setelah semua makanan siap di atas meja. Nayara maupun Harumi segera mendudukkan diri di kursi. Harumi duduk di samping cucunya, sedangkan Nayara duduk di samping Fadhil.

Fadhil yang baru saja selesai mengobrol ringan dengan ayah mertuanya menengok ke arah sang Istri. Kebetulan perempuan itu juga sedang meliriknya hingga tatapan keduanya kembali bertemu. Fadhil tersenyum saat itu.

"Nenek! Ndak ada bayam?" Suara cempreng Aira mengambil atensi Nayara dan Fadhil saat itu juga.

Pasangan baru itu menatap keberadaan Aira yang sedang cemberut menatap makanan yang sudah tersaji di atas piringnya.

Harumi yang saat itu tengah melayani makanan Wilman menoleh pada cucunya. Ia tersenyum kecil melihat wajah Aira saat ini.

"Nenek nggak masak bayam, sayang. Tadi nggak sempat belanja," kata Harumi menjelaskan. Kontan membuat Aira langsung melemaskan bahunya.

"Yah," ungkapnya kecewa.

"Aira, makan yang ada aja ya sayang. Itu rezeki, Aira nggak boleh mengeluh kalau nggak bisa makan dengan apa yang Aira mau. Bunda kan sering bilang sama Aira. Masih ingat?" tanya Nayara lembut.

Aira yang masih cemberut itu dengan seksama mendengarkan baik-baik apa yang di katakan Nayara. Mencerna perkataan dari sang Ibu dengan baik. Hingga akhirnya gadis kecil itu mengangguk. "Aila ingat Bunda. Maaf Aila balusan lupa sama pesan Bunda," kata Aira.

"Nggak apa-apa sayang. Sekarang makan ya? Mau sendiri? Atau Bunda suapi?" tanya Nayara.

Aira tersenyum kecil, kemudian menggeleng dengan semangat. "Aila mau sendili!" katanya begitu ceria. Sontak mengundang senyuman dari setiap orang di meja itu.

"Kamu Bunda yang hebat, Ay," bisik Fadhil tepat di telinga Nayara. Sontak membuat perempuan itu langsung terdiam.

Fadhil tersenyum melihat Nayara yang selalu terdiam gugup saat salah tingkah. Anggap saja Fadhil aneh. Tapi lelaki itu menyukai reaksi istrinya.

"Kok pada belum makan? Ayo makan," titah Harumi saat melihat putri dan mentunya belum mengambil makanan.

Fadhil menoleh pada Harumi. Tersenyum lalu mengangguk. Barulah tangannya mulai bergerak hendak mengambil nasi. Namun pergerakan itu terhenti sebab perempuan di sampingnya.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang