بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻
Astagfirullah... Maafkan yaa saya baru up huhu😢 Kemarin malam mau saya up tapi malah ketiduran... Jadilah up subuh-subuh gini🤧
Tapi nggak apa-apa lah ya hehe... Ingat selalu untuk jangan membaca cerita ini saat waktu salat ya... Waktunya salat ya salat, waktu ngaji ya ngaji, oke?
Jangan sampai kalian lalai hanya karena cerita ini. Saya takut dengan pertanggung jawabannya kelak di akhirat...
Oke, jangan lupa shalawat dulu☺️
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Jangan lupa vote guysss
Happy reading💕💕💕
♡ ♡ ♡
Setelah kepergian Aira dari ruang tamu. Orang pertama yang menyadari ketidakhadiran anak itu adalah Nayara. Beberapa saat mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ia tak juga menemukan keberadaan putri kecilnya. Dan saat itu juga rasa cemas merangkul hati perempuan itu.
Nayara menoleh pada sang suami yang sedang berbincang dengan Wilman. Perempuan itu sontak meraih tangan sang suami. Membuat atensi pria itu teralih kepadanya.
"Ada apa sayang?" tanya Fadhil. Lelaki itu jelas melihat gurat kecemasan di wajah istrinya saat ini.
"Aira nggak ada di sini," kata Nayara.
Fadhil mengerutkan keningnya. Lalu tatapannya mengedar ke sekitar. Benar saja, ia tidak menemukan Aira di antara keluarga dan teman-temannya. Satu-satunya anak kecil di sana hanya Aska yang sedang bergurau dengan Hasbi dan Fawaz.
"Jangan cemas Aya. Aira pasti ada di sekitar sini," kata Fadhil mencoba menenangkan.
"Tapi hati Aya nggak tenang, sudah dari tadi Aira tidak ada," ungkap perempuan hamil itu cemas. Dan perkataan itu nyatanya terdengar oleh Harumi yang ada di dekatnya.
"Aira tidak ada?" Pertanyaan Ibu dari Nayara itu seketika mengalihkan perhatian Nayara dan Fadhil. Pun begitu dengan orang-orang di sana.
Suasana seketika berubah hening untuk sesaat. Semua orang kini menyadari bahwa tokoh utama mereka di hari ini sudah tidak ada di tempat.
"Iya Bu. Aira nggak ada dari tadi. Ibu lihat kemana Aira pergi?" tanya Nayara. Berharap sang ibu melihat kepergian Aira. Namun gelengan kepala dari wanita yang melahirkannya itu membuat harapan Nayara pupus.
Semua orang di sana juga tidak melihat Aira pergi. Mereka benar-benar tidak menyadari kepergian anak itu.
"Sudah jangan cemas, mungkin Aira pergi ke kamarnya. Biar Mas cek ke sana, kamu tunggu di sini." Fadhil bangkit dari posisi duduknya.
Setelah mendapat persetujuan dari Nayara, lelaki itupun beranjak meninggalkan ruangan itu menuju lantai dua. Di mana kamar Aira berada.
Awalnya Fadhil berjalan seperti biasa sampai kakinya menapak di lantai dua. Namun semakin dekat dengan kamar sang putri, sayup-sayup ia mendengar suara isak tangis dari dalam sana. Sontak saja hal itu membuat langkah Fadhil semakin cepat agar bisa segera sampai di sana. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Surah Asy-Syams
Romance"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak...