45. Kabar Bahagia

2.6K 259 15
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🏻

Alhamdulillah saya balik lagi setelah satu minggu🤭 maunya sih lebih cepat, tapi ya gitu deh nggak sesuai sama rencana hehe😁

Gimana kabarnya? Semoga pada sehat ya...

Jangan lupa shalawat dulu..

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Ayo pencet bintangnya jangan lupa yaa...

Happy reading guys 💕💕💕

♡ ♡ ♡

Malam telah menjemput, mengantar matahari menuju peraduannya. Dan disinilah Nayara berada. Terduduk di atas ranjang sambil menatap kalender kecil di tangannya. Perempuan itu memandangi satu tanggal yang ia lingkari merah, tanggal perkiraan tamu bulanannya datang. Namun tanggal itu sudah terlewat dua minggu. Membuat perkiraan-perkiraan dalam benaknya kian menguat.

Saking antengnya Nayara bergulat dengan pikiran, perempuan itu tidak sadar saat sosok Fadhil telah keluar dari kamar mandi. Lelaki itu berjalan mendekat dengan alis tertaut bingung melihat istrinya.

"Fokus banget sayang, liat apa?" tanya Fadhil sambil bergabung di atas ranjang. Duduk di samping sang istri dengan mata yang ikut melihat benda di tangan Nayara.

Nayara terkesiap kaget saat itu. Ia tak sadar kapan suaminya itu tiba di sisinya. Nayara mengusap dada, lalu menatap sang suami sambil menghembuskan nafasnya berat.

Fadhil terkekeh melihat itu. Ia mengusap lembut rambut istrinya. "Maaf ngagetin kamu."

Nayara menggeleng kecil saat itu. Salahnya sendiri yang terlalu fokus sampai tidak sadar dengan sekitar.

"Kamu lihat apa memangnya hm? Mikirin apa sampai keras begitu berpikirnya?"

Nayara menatap lekat sosok suaminya. Sedikit ragu untuk berbicara. Namun suaminya berhak tahu akan kecurigaannya ini.

"Sebenarnya... Aya lihat jadwal haid Aya. Sudah telat dua minggu," kata Nayara.

Fadhil mengerutkan keningnya, namun saat pikirannya tertuju pada satu dugaan sontak saja membuatnya lagi-lagi menatap sang istri dengan penuh tuntutan.

"Em... Mungkinkah Aya sedang mengandung, Mas? Kalau diingat-ingat kondisi Aya belakangan... ." Perkataan Nayara tergantung saat itu. Bersamaan dengan tangan Fadhil yang terangkat menangkup wajah sang istri.

Tatapan Fadhil menyorot lembut pada sang istri, serta tangannya bergerak lembut membelai sisi wajah Nayara. "Kalau memang benar, itu adalah kabar paling membahagiakan untuk kita. Jangan terlalu cemas. Bagaimana kalau besok kita pastikan ke dokter?"

Nayara mengangguk, namun raut wajahnya masih menampilkan kecemasan. Fadhil jadi gemas melihat ekspresi itu.

"Jangan cemas gitu Aya, harusnya kamu senang. Kalau memang dugaan kita benar, sebentar lagi kamu akan jadi ibu. Akan lahir seorang anak yang akan memanggil kamu Bunda selain Aira," kata Fadhil.

Nayara menarik senyuman kecil. Lalu beranjak memeluk Fadhil dengan erat. "Mas benar. Semoga dugaan kita benar."

Fadhil membalas pelukan sang istri. Ia juga memberi kecupan kecil di sisi kepala Nayara. Sungguh, jantungnya berdegup kencang mendengar kemungkinan kalau istrinya tengah mengandung anaknya saat ini.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang