49. Papa

1.7K 221 25
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum 🙏🏻

Alhamdulillah bisa up lagi hehe...

Mumpung lagi lancar nulisnya😆

Tapi tolong banget ya buat vote dua duanya... Jangan di sini aja yang di vote...

Jadi ayo di vote dua duanya ya... Mohon bantuannya ya biar cerita ini makin banyak di kenal orang hehe😁

Ngomong-ngomong part sebelumnya ada notif nggak? Di saya nggak muncul notif soalnya🤧

Sebelum baca shalawat lagi yuk...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Kaki kecil Aira menapak di atas tanah. Berjalan ke sana kemari dengan mata yang tak lepas menatap gerbang sekolahnya. Sudah beberapa menit lalu sekolahnya selesai. Tapi yang menjemputnya belum juga tiba. Padahal Aira ingin sekali cepat-cepat pulang dan bertemu bundanya untuk mengobrol bersama adik bayinya yang ada di perut bundanya itu.

"Yayah lama!" kesal anak berkuncir dua itu sebal. Sementara bibirnya sudah manyun sejak tadi.

"Sabar ya, sebentar lagi pasti datang. Jangan cemberut gitu dong, kan nunggu ayahnya di temani Bu Guru sama Aska," kata Azizah mencoba membujuk Aira yang sudah uring-uringan sejak tadi.

"Tapi Aila bosen Bu Gulu. Mau cepat pulang." Aira memajukan bibir bawahnya sedih. Melihatnya membuat Azizah gemas saja.

"Kan ada Aska. Kenapa bosen sih Aira?" celetuk Aska yang kini turun dari kursi panjang di depan pos satpam. Berdiri di samping Aira sambil menarik satu kuncir Aira. Membuat si empunya langsung berteriak kesal.

"Aska sakit! Bu Gulu Aska nakal!" adu Aira.

Azizah geleng-geleng kepala melihat pertengkaran dua anak di depannya. Setiap hari selalu saja ada pertengkaran. Kadang akur, kadang juga seperti ini.

"Aska jangan gitu. Masa rambut Aira di tarik. Nanti Aira kesakitan," kata Azizah.

"Aska gemes sama Aira Bun. Manyun aja dari tadi," ungkap Aska. "Maaf Aira."

"Terserah Aska! Aila mau pulang!" gemasnya.

"Iya." Azizah mengusap puncak kepala Aira. Mencoba membujuk Aira yang masih merajuk dengan bibir mengerucut.

Tak lama kemudian mobil seseorang yang di tunggu-tunggu pun terlihat. Azizah cepat-cepat menepuk pundak kecil Aira pelan. "Nah sudah datang tuh," katanya.

Aira menatap arah tunjuk Azizah. Dan di lihatnya sosok sang ayah baru saja keluar dari mobil. Berjalan ke arahnya sambil tersenyum.

"Aira!" panggil Fadhil. Namun saat itu Aira tak menyahut. Gadis kecil itu hanya menatap tajam ayahnya sambil cemberut. Katakanlah kalau anak itu merajuk dan ingin dibujuk oleh ayah tersayangnya.

"Assalamu'alaikum Mbak Zizah," sapa Fadhil setelah tiba di dekat Aira.

"Waalaikumusalam. Akhirnya sampai juga kamu Dhil. Udah uring-uringan itu anaknya dari tadi."

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang