27. Sebuah Jawaban

3.8K 322 40
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum☺️

Alhamdulillah up lagi😁

Enak ya kalau ide lagi lancar-lancarnya hehe😄

Jangan lupa untuk baca Al-Qur'an setiap hari yaa... Karena sebaik-baiknya bacaan adalah membaca Al-Qur'an☺️

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Vote dan komen guys😉

Happy reading yaaa💕💕💕

♡ ♡ ♡

Tiga hari berselang sejak Nayara bercerita tentang masa lalunya pada Fadhil hari itu. Selama tiga hari ini, Nayara merasa jika Fadhil benar-benar memberinya waktu untuk mempertimbangkan segalanya. Lelaki itu sekalipun tidak pernah Nayara temui di kantor. Fadhil seolah sengaja menjauhkan dirinya dari Nayara hanya untuk memberi gadis itu ruang untuk berpikir.

Sepanjang malam, setiap saat di setiap kesempatan, Nayara terus bermunajat memohon petunjuk pada Tuhannya. Meyakinkan hatinya agar mendapat jawaban paling baik untuk perjalanan hidupnya. Hingga akhirnya penantian akan jawaban itu akhirnya datang meyakinkan hati Nayara pada suatu malam lewat sebuah mimpi.

Nayara terbangun dengan air mata yang membasahi pipinya. Gadis itu terisak sendirian di atas kasurnya. Nayara melirik jam yang menunjuk pukul setengah tiga malam.

Gadis itu menghapus air matanya. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu. Lantas saat itu juga ia segera melaksanakan salat malam. Kembali bermunajat pada Sang Pencinta. Memohon yang terbaik dan memantapkan hatinya untuk sebuah keputusan yang akhirnya ia ambil saat ini.

Saat matahari mulai terbit, Nayara mengirim pesan pada Fadhil. Ia meminta lelaki itu untuk bertemu dan saat itu juga lelaki itu menyetujuinya.

Kini tepat pada waktu duha, Nayara turun dari angkutan umum bersama Aira yang tampil menggemaskan dengan rambut yang di ikat satu ke belakang. Aira tampak begitu senang sebab saat ini ia akan menemui Fadhil di sebuah restoran.

"Bunda! Bunda! Yayah di dalam ya?" tanya Aira sambil menunjuk restoran di depannya.

Nayara tersenyum sambil menggandeng tangan Aira. "Iya, ada di dalam. Nunggu Aira," katanya.

"Yeay! Ketemu Yayah! Ketemu Yayah! Hole!" Aira berjingkrak senang saat itu. Membuat Nayara kian melebarkan senyumannya saat itu juga.

Kini sepasang Ibu dan Anak itu mulai memasuki restoran. Pandangan Nayara menyapu ke setiap sudut ruangan yang terlihat sedikit ramai oleh pengunjung. Hingga pada akhirnya tatapan Nayara terhenti saat seorang pria dengan pakaian formal melambai kepadanya di salah satu meja.

"Yayah! Bunda itu Yayah!" kata Aira senang. Gadis kecil itu melepaskan genggaman tangan Nayara dengan paksa. Lalu berlari menuju meja yang di tempati Fadhil.

"Aira jangan lari sayang," ungkap Nayara khawatir. Ia kemudian menyusul kepergian Aira.

Sedangkan di meja sana, Fadhil tersenyum melihat Aira berlari menuju kepadanya. Lelaki itu bangkit dari kursi untuk kemudian berjongkok untuk menyambut Aira dalam pelukannya.

"Putri Yayah," kata Fadhil saat Aira sudah menghambur ke pelukannya. Fadhil mencium sisi wajah Aira. Sebelum kemudian berdiri membawa gadis kecil itu dalam gendongannya saat menyadari Nayara sudah tiba di dekatnya.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang