32. Rumah Kita

5.1K 375 26
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Ketemu lagi hehe😁

Langsung aja yaaa

Sholawat dulu guys 💕💕💕

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Vote dan komen yaaaa

Kalau ada salah ketik tandain yaa... Belum aku revisi huhu🤧 takut up kemalaman soalnya baru beres banget ngetik...

Happy reading guys 💖🤍💖

♡ ♡ ♡

Keheningan mendominasi suasana di dalam mobil seusai sepasang suami-istri itu melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda.

Fadhil fokus mengemudikan mobilnya, sedangkan Nayara sibuk memperhatikan jalanan. Namun suasana itu tak bertahan lama saat Nayara menyadari kalau lelaki di sampingnya mengambil jalan yang berbeda dari jalan menuju rumahnya. Sontak perempuan itu menoleh pada suaminya dengan penasaran.

"Mas. Kita mau kemana dulu? Kenapa nggak langsung pulang?" tanya Nayara.

Fadhil menoleh pada istrinya sambil tersenyum. "Kita pergi ke suatu tempat dulu, boleh? Mas mau tunjukkan sesuatu sama kamu," kata lelaki itu sambil mengusap puncak kepala Nayara.

Perempuan itu tertegun mendapat perlakuan seperti itu dari Fadhil. Namun sesaat selanjutnya Nayara kembali bersuara.

"Mas mau tunjukkan apa?" tanya Nayara penasaran.

Tak ada jawaban dari Fadhil. Lelaki itu malah tersenyum lebih lebar pada istrinya. Tentu saja respon itu membuat sang istri kian penasaran. Namun apa daya, Nayara hanya bisa menahan rasa penasaran itu sampai mereka tiba di tempat tujuan nanti.

Tak lama setelah itu, Nayara menyadari mobil yang dikendarai suaminya itu memasuki sebuah perumahan yang cukup elite. Rumah-rumah mewah dengan berbagai model berjejer di sepanjang pandangan Nayara. Hingga tak lama kemudian mobil Fadhil berhenti. Lelaki itu menoleh pada istrinya.

"Sudah sampai. Kita turun," katanya. Walaupun masih tak mengerti, Nayara tetap mengangguk. Lalu mengikuti suaminya untuk turun dari kendaraan itu.

Pasangan baru itu berdiri bersisian saat ini. Tangan Fadhil meraih tangan Nayara untuk dirinya genggam. Lelaki itu menatap Nayara lekat. Sementara yang di tatap malah sibuk memperhatikan sebuah rumah yang berdiri di depan mereka saat ini.

Rumah itu cukup luas, namun terlihat sangat sederhana dan nyaman dengan halaman yang cukup luas. Dari kebanyakan model rumah di perumahan ini, Nayara yakin hanya rumah ini saja yang memiliki desain yang sangat sederhana, namun tetap meninggalkan kesan elite bagi yang melihatnya.

"Menurut kamu bagaimana rumah ini Ay?" tanya Fadhil di dekat telinga Nayara. Membuat perempuan itu menoleh.

"Indah dan sederhana. Rumah ini tidak semewah yang lain, namun dengan melihatnya seperti ini saja membuat siapapun tertarik untuk tinggal di sana," jawab Nayara terus terang mengutarakan isi kepalanya.

Mendengar jawaban itu, Fadhil tersenyum. "Jika seandainya kita tinggal di sana, kamu mau Ay?" tanya Fadhil.

Nayara menatap lekat wajah suaminya. Menebak-nebak sesuatu yang saat ini berputar di kepalanya. Hingga akhirnya sebuah kesimpulan tercipta dalam otaknya.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang