35. Mentaati Suami

3.9K 340 32
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Saya balik lagi nih hehe😁

Jangan lupa baca sholawat yaaa...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Baca Al-Qur'an juga jangan sampai tertinggal... Karena sebaiknya bacaan adalah membaca Al-Qur'an☺️

Sebelum ke ceritanya jangan lupa vote yaaa... Jangan pelit-pelit vote😊 yang baca kan banyak nih.... Ayo yang jarang vote segera pencet bintangnya hehe😄

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Langit terang yang kerap menjadi tanda bagi para manusia untuk beraktivitas kini telah sirna digantikan gelapnya malam. Kelap-kelip bintang yang berhamburan di atas langit menjadi hiasan indah mendampingi sang purnama yang mengintip dibalik awan. Pun suara serangga malam terdengar sahut menyahut meramaikan suasana malam yang cukup cerah hari ini.

Fadhil yang usai merapikan barang-barang miliknya di ruang kerjanya di lantai dua berjalan santai menuju kamar sang putri yang pintunya terbuka. Dilihatnya sosok Aira sudah tertidur dengan Nayara yang mengusap-usap puncak kepalanya.

Lelaki itu berjalan masuk dengan perlahan. Tak ingin mengganggu tidur pulas sang putri.

"Apa tidak apa-apa Aira kita tinggal tidur sendiri di sini Aya?" tanya Fadhil sedikit cemas. Padahal tadi siang dirinya yang paling semangat saat putrinya itu memilih ingin tidur sendiri. Tapi saat ini, entahlah. Fadhil khawatir Aira terbangun tengah malam dan ketakutan saat tidak menemukan seorangpun di sisinya.

Nayara yang sudah beranjak dari tempat tidur Aira berdiri di depan Fadhil sambil tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Aira bukan anak yang rewel. Aira jarang kebangun tengah malam. Dulu juga sewaktu Aya belum dapat kerja di kantor Mas, Aira sering Aya tinggal tidur sendirian karena waktu itu Aya sibuk buat kue untuk di jual," jelas perempuan itu.

Fadhil menghembuskan nafasnya berat. Diraihnya satu tangan Nayara dan ia genggam dengan lembut. "Rasa khawatir Mas berkurang kalau begitu. Tapi nanti biarkan pintu kamar Aira sedikit terbuka. Pintu kamar kita juga jangan di kunci untuk jaga-jaga. Takutnya Aira kebangun dan cari kita," kata Fadhil.

Sedikit canggung, tapi Nayara memilih mengangguk sambil menarik senyum kecil. "Iya Mas."

"Kalau begitu kita tidur Ay, sudah jam setengah sepuluh. Besok kita harus ke kantor," kata Fadhil sambil mengusap sisi kepala Nayara yang terbalut jilbab. Lalu tak lama ia membawa Nayara menuju kamar mereka.

Begitu masuk ke kamar, entah kenapa jantung Nayara langsung berdegup kencang. Ia juga merasakan rasa gugup luar biasa. Matanya menatap Fadhil yang menariknya mendekati ranjang. Sungguh, Nayara tak mengerti dengan perasaan gugup ini. Padahal dua malam sebelumnya ia tak se gugup ini saat akan tidur. Atau mungkin karena malam ini adalah pertama kalinya mereka akan tertidur berdua tanpa Aira.

"Ganti dulu pakaian kamu Ay. Pasti gerah dari tadi pakai gamis," kata Fadhil lembut.

Dengan kaku Nayara mengangguk. Perempuan itu berjalan menuju lemari untuk mengambil baju ganti, lalu kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang