44. Melepas Rindu

2.4K 247 28
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum🤗

Vote dan komen sebelum baca oke...

Jangan lupa shalawat hari ini☺️

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Berhari-hari sudah terlewati dengan kondisi yang baik. Kesedihan hari itu berakhir di hari itu juga. Fadhil tak ingin istrinya berlarut-larut mengingat kenangan lama. Sehingga di hari-hari berikutnya lelaki itu bekerja keras untuk membuat suasana hati istrinya membaik.

Entah sudah berapa lama waktu berjalan, hingga waktu yang ditunggu-tunggu Aira akan datang tak lama lagi. Sebentar lagi hari ulangtahunnya akan tiba.

Seperti janji Fadhil sebelumnya pada Aira. Lelaki itu singgah di toko kue bersama Nayara setelah keduanya mengantar Aira ke sekolah.

Di depan etalase berisi berbagai macam kue ulang tahun, Nayara berdiri menatap satu persatu kue yang dipajang. Mencari yang sekiranya akan disukai anaknya. Begitupun dengan Fadhil.

"Mas kalau yang ini gimana?" tunjuk Nayara pada satu kue ulang tahun dengan hiasan bergambar kartun.

"Bagus. Tapi gambarnya ganti unicorn, gimana?" tanya balik lelaki itu.

Nayara mengangguk setuju saat itu. Dan Fadhil langsung memesan kue yang disetujui mereka itu untuk diambil tiga hari lagi.

Setelah keluar dari toko, keduanya berjalan beriringan menuju mobil. Namun sebelum keduanya memasuki mobil, Fadhil lantas bertanya, "kamu mau sesuatu Ay? Tadi kamu belum sarapan di rumah."

Nayara tampak menggeleng. "Aya lagi nggak mau apa-apa, Mas."

"Kamu harus makan. Mas nggak mau kamu sakit. Apalagi tadi pagi kamu bilang mual." Fadhil mengusap kepala istrinya sayang.

"Nanti, kalau ada makanan yang Aya mau. Aya makan kok," katanya lagi.

Fadhil menghembuskan nafasnya pasrah saat itu. Ia tak bisa memaksa lagi, karena sepertinya Nayara memang benar-benar sedang tak nafsu makan.

"Kamu ikut Mas ke kantor ya?"

Nayara menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Barulah setelah itu keduanya memasuki mobil untuk melaju menuju kantor milik Fadhil.

"Mas, nanti sore jadi kan ke masjid Al-Yusra?" Nayara menatap penuh harap pada sosok yang tengah menyetir di sampingnya.

Fadhil menoleh dan nengangguk sambil menarik seutas senyuman lembut. "Insyaallah. Kamu segitu maunya ya ke sana Ay?"

"Iya, Aya kangen anak-anak di sana," balas Nayara sambil menerawang kebersamaan dirinya dengan anak-anak muridnya di sana.

Memang beberapa minggu setelah menikah, Nayara tidak lagi mengajar di sana. Selain karena tanggung jawab barunya sebagai istri, jarak rumah yang ia tinggali bersama sang suami pun cukup jauh dari masjid itu. Sehingga Nayara tidak bisa mengajar secara rutin lagi di sana. Namun meskipun begitu, Nayara tidak sepenuhnya lepas tangan dan membiarkan anak-anak di sana tidak mengaji. Sebab Nayara meminta bantuan Salsa untuk menggantikannya mengajar semampu perempuan itu.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang