بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🏻
Sholawat dulu ya...
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Happy reading💕💕💕
♡ ♡ ♡
Usai sudah semua pembicaraan mengenai masa lalu Arsyad. Kini keluarga itu menikmati kebersamaan mereka bersama Aira yang senantiasa menjadi penghibur hati mereka.
Tatapan Winda tersorot pada Aira yang begitu menempel pada Arsyad. Bibirnya menarik senyuman melihat pemandangan itu.
"Lihat, Pa. Bukankah mereka terlihat manis? Aira begitu senang bercanda dengan Arsyad. Begitupun sebaliknya. Setelah penantian yang lama keinginan Arsyad untuk memiliki seorang anak akhirnya terwujud," ungkap Winda sambil menyandarkan kepalanya di pundak suaminya.
Luqman tersenyum, ia mengusap kepala istrinya. "Dan melihat anak-anak kita bahagia seperti ini merupakan suatu kebahagian yang tidak ternilai untuk kita, bukan?"
Winda mengangguk setuju. Benar apa kata suaminya, melihat setiap anaknya mendapatkan kebahagiaan adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Winda begitu bersyukur karena Allah telah memberikan limpahan kebahagian untuk keluarganya.
"Lihat putra kesayangan kamu, Ma. Nempel terus sama istrinya," celetuk Luqman saat melihat bagaimana Fadhil tanpa sungkan mengumbar kemesraan di depan mereka.
Winda terkekeh melihat tingkah putranya. Fadhil memang begitu manja sejak kecil. Dan lihatlah tingkah pria itu yang senang sekali bermanja pada istrinya tanpa melihat tempat.
"Dia memang manja," cibir Winda dengan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirnya.
Meninggalkan pasangan paruh baya di sana. Kini kembali pada Fadhil, objek yang baru saja dibicarakan oleh kedua orangtuanya.
Pria itu sejak tadi benar-benar tak bisa berada jauh dari sosok Nayara. Memandang wajah istrinya dan sesekali bercanda gurau sambil mendekap tubuh istrinya itu.
"Nanti kita menginap semalam di sini," kata Fadhil. Nayara mengangguk, ia tahu soal ini karena sebelumnya Fadhil juga sempat mengatakannya sewaktu mereka masih di rumah.
"Besok sore sepulang dari kantor, kita pulang ke rumah. Sementara menunggu Mas, kamu di sini sama Mama dan Mbak Nadia, ya? Tidak apa-apa?" tanya Fadhil lagi.
"Iya Mas, tidak apa-apa."
Fadhil mengangguk setelah mendapat jawaban dari Nayara. Sementara tangannya bergerak mengusap perut istrinya.
"Dia gerak-gerak lagi di dalam," ungkap Fadhil senang. Entahlah rasanya benar-benar menyenangkan saat merasakan pergerakan kecil dari bayinya di dalam sana.
Nayara tersenyum, ikut senang dengan kebahagian suaminya. Hatinya mendadak terasa hangat saat ia merasakan pergerakan kecil dari buah hatinya setiap Fadhil menyentuh perutnya.
"Oh ya, vitamin kamu tidak lupa di bawa kan?" tanya Fadhil.
"Ada, Aya sudah masukan di tas," balas Nayara. Sekali lagi jawaban Nayara membuat Fadhil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Surah Asy-Syams
Romance"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak...