30. Peluk Yayah!

4.6K 332 42
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Marhaban ya Ramadhan teman-teman... Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan penuh kemuliaan ini yaa😊

Gimana hari ini? Lancar-lancar puasanya?😁

Maaf banget ya saya baru up😥 lagi sibuk banget beberapa hari ini huhu😭 pikiran sama waktunya terbagi-bagi sama kerjaan ini teh... Jadi nggak bisa sepenuhnya fokus nulis🙏🏻 jadi maaf sekali ya atas keterlambatan up nya...

Langsung aja yuk di baca😊 Tapi sebelumnya baca sholawat dulu yaa...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen....

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Fadhil sedikit tersentak saat tubuh mungil dari putrinya tiba-tiba memeluk kakinya erat. Suara tangisan juga terdengar dari sosok Aira yang sibuk menduselkan wajahnya di kaki Fadhil.

Nayara mendekat pada Aira. Ia berjongkok dan menarik tubuh kecil putrinya agar terlepas dari Fadhil.

"Aira... Kok nangis sayang? Kenapa?" tanya Nayara sambil menangkup kedua pipi tembam Aira yang masih terisak.

Bibir Aira melengkung ke bawa saat itu. Pipinya basah dengan mata yang memerah karena tangisan. "Ail-a ma-u tidul sama Yayah! Sama Bunda! Tapi Nenek ndak boleh-in," kata anak itu sambil terisak.

Nayara menatap lekat putrinya itu, ia usap pipi basahnya. Sementara Fadhil, lelaki itu kini ikut berjongkok di dekat Aira dan Nayara. Di raihnya tubuh gadis kecil yang tengah memakai piyama berwarna merah muda itu.

"Masa putri Yayah nangis gitu, hm? Katanya Aira kuat nggak cengeng. Masa sekarang nangis, sayang?" kata Fadhil.

Aira semakin menarik sudut bibirnya ke bawah. Anak itu sontak memeluk Fadhil saat itu juga. "Aila mau-hiks sama Yayah! Aila mau tidul-hiks sambil di peluk-hiks Yayah!"

Nayara dan Fadhil saling melirik saat itu. Sampai sebuah senyuman kecil tertarik di bibir Fadhil.

"Aira, kenapa lari dari kamar?" Tiba-tiba sosok Harumi datang saat itu. Ibu Nayara itu membuang nafasnya berat saat melihat Aira yang tengah memeluk Fadhil erat.

"Dari tadi Aira sudah Ibu suruh tidur malah terus merengek manggil Ayah Bunda," kata Harumi pada Nayara yang mulai berdiri bersama Fadhil.

Fadhil yang tengah menggendong Aira terlihat menarik senyumannya kembali. "Nggak apa-apa Bu, mungkin Aira mau tidur sama Ayah Bundanya," kata Fadhil.

"Ya bisa lain kali. Sekarang Aira sama Nenek dulu yuk, Nak. Jangan ganggu Ayah sama Bundanya. Kasihan mereka pasti kecapean," bujuk Harumi sambil mengusap punggung Aira yang masih memeluk Fadhil erat. Bahkan sangat erat karena takut dipaksa tidur bersama neneknya.

"Aila ndak mau! Ndak mau! Maunya tidul di peluk Yayah!" Aira memberontak saat Harumi menarik tangannya. Gadis kecil itu kian mengeratkan pelukannya di leher Fadhil. Pun wajahnya yang ia tenggelamkan diceruk leher sang Ayah.

Harumi membuang nafas berat saat itu. Sementara Nayara dan Fadhil malah terkekeh.

"Sudah Bu nggak apa-apa. Aira tidur di sini saja," kata Nayara pada sang Ibu.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang