34. Tidur Sendiri

4.5K 368 42
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Sebelumnya saya mau bilang minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin yaa🙏🏻

Semoga Allah menerima segala amal serta ibadah kita... Menghapuskan segala dosa kita dan semoga kita bisa di pertemukan lagi dengan bulan mulia, bulan suci ramadhan... Aamiin aamiin ya rabbal aalamiin🤲

Maaf banget baru up huhu... Udah berapa minggu saya ngilang huhu😭

Maaf ya selama bulan ramadhan ini emang sibuk banget apalagi dari pertengahan ramadhan sampe malem takbiran kemarin🤧 begitulah kalau buka jasa jahit emang lagi musimnya banyak kerjaan... Jadinya saya nggak sempat buat nulis, bisa pegang hp sebentar aja rasanya alhamdulillah sekali kemarin itu...

Jadi maaf banget ya saya ngegantungin cerita ini kelamaan🙏🏻

Oke biar nggak lama langsung aja ya...

Jangan lupa sholawat😉

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen...

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Waktu menunjuk pukul sembilan pagi saat semua barang telah tersusun rapi di rumah baru Fadhil. Lelaki itu memberi tahu beberapa pekerja untuk memindahkan sebuah lemari di ruang tamu.

"Sudah semua Pak?" tanya Fadhil pada para pekerja yang berjumlah lima orang itu.

"Sudah. Barangnya sudah masuk semua. Sudah disimpan di tempat yang Bapak sama Ibu katakan," timpal seorang pekerja.

"Begitu." Fadhil manggut-manggut. Bersamaan dengan itu tiba-tiba Nayara datang dari arah luar menghampiri Fadhil.

"Mas, ini makanannya sudah sampai," kata Nayara sambil meletakkan satu kantung kresek besar berisi beberapa kotak makanan ke atas meja yang ada di dekat posisi Fadhil.

"Pak! Ini makanan untuk Bapak-bapak sekalian. Silahkan di makan ya," kata Fadhil mempersilahkan.

"Aduh Pak, terimakasih. Padahal tidak perlu repot-repot," sahut salah satu pekerja itu. Fadhil tersenyum menanggapi.

"Tidak repot kok Pak. Kalau begitu saya tinggal dulu ke atas Pak. Di makan ya Pak makanannya. Permisi," kata Fadhil. Lelaki itu melirik Nayara. Memberi isyarat lewat tatapannya pada sang istri untuk mengikutinya.

Nayara yang mengerti lantas mengikuti Fadhil yang kini sudah berjalan meninggalkan ruangan itu menuju tangga ke lantai atas. Tiba di ruang keluarga yang ada di lantai dua, Fadhil menghentikan langkahnya sambil melirik Nayara yang baru tiba di tempat itu.

"Sini Ay barengan!" titah Fadhil. Hingga saat itu juga Nayara mendekat.

Fadhil meraih tangan sang istri, lalu menggenggamnya sambil membawanya menuju satu pintu menuju sebuah kamar. Tapi kamar itu bukan kamar mereka.

Lelaki itu membuka pintu perlahan, hingga terpampanglah sebuah ruangan dengan cat berwarna merah muda bercampur putih. Di sana ada tempat tidur, lemari, meja belajar dan beberapa perabotan lain yang sudah lengkap.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang