51. Salman

1.6K 208 81
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum...

Saya balik lagi hehe...

Ada notif nggak? Part sebelumnya kayanya nggak ada notif deh...

Jangan lupa vote dan komen... Di part sebelumnya jangan lupa vote juga ya.. soalnya kalau double up kaya gini kebanyakan suka vote di part terakhir yang di up aja... Jangan ya dek yaa🤭 harus vote dua duanya biar adil😉

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Happy reading💕💕💕

♡ ♡ ♡

Setelah dua hari, Aira sudah kembali ceria seperti sebelumnya. Demamnya turun dan gadis cilik itu mulai melupakan soal sosok Papa yang kehadirannya membuat Aira sempat menangis hebat hari itu. Namun meski begitu Nayara dan Fadhil selalu besiap jikalau tiba-tiba Aira kembali bertanya soal sosok ayah kandungnya.

Ruang makan malam ini kembali terisi setelah sebelumnya sempat kosong selama Aira sakit. Celotehan ceria dari Aira menjadi bumbu pemanis untuk makan malam kali ini.

"Tadi siang seru ya ada Aska lagi?" tanya Fadhi.

Aira mengangguk penuh semangat. Gadis kecil itu lekas mengunyah makanannya dengan cepat. Lalu menelannya agar bisa bercerita pada sang Ayah.

"Iya selu sekali Yayah! Aila sama Aska main mainan banyak! Tadi Om Abi juga bawa banyak makanan enak-enak untuk Aila sama Aska. Kita makan banyak. Yayah ndak Aila kasih, soalnya Yayah di depan laptop telus." Aira menggembungkan pipinya sebal. Hal itu lantas membuat Fadhil terkekeh melihat bagaimana menggemaskannya Aira saat ini.

"Yayah banyak kerjaan sayang. Maaf ya nggak temani Aira main," kata Fadhil.

Aira mengangguk lemas, namun kemudian kembali ceria saat teringat sesuatu. "Besok Aila sudah boleh sekolah? Aila sudah sehat!"

Fadhil terkekeh, tangan kirinya mengusap lembut kepala putrinya itu. "Iya, Aira boleh sekolah besok. Tapi ingat, jangan banyak lari-larian kalau main sama teman ya?"

Aira mengangguk semangat kembali menatap ke sampingnya. Tepat pada sang bunda yang tengah membantunya makan.

"Yayah!" Setelah menelan satu suap makanan Aira kembali bersuara.

Fadhil mendongak menatap sang putri.

"Besok sole Aira mau main di taman yang waktu itu. Apa boleh?" tanya Aira penuh harap.

"Main sama siapa sayang?" tanya Fadhil.

"Sama Yayah sama Bunda!" serunya antusias.

Fadhil senyum sedangkan Nayara sudah geleng-geleng kepala melihat itu.

"Boleh, besok Yayah jemput setelah pulang dari kantor," kata Fadhil dengan lembut.

Aira bersorak kegirangan setelah mendapat persetujuan dari ayahnya. Hingga sesi makan malam hari itu di isi penuh oleh senyuman manis yang beberapa hari terakhir jarang terlihat dari sosok Aira. Fadhil harap keadaan semakin membaik setelah ini.

♡ ♡ ♡

Bermain di taman kota saat sore menjadi satu hal yang Aira sukai. Gadis kecil itu berlarian di atas hamparan rumput taman yang terasa lembut. Fadhil yang selalu siaga mengawasi Aira dari jarak dekat, terkadang ikut berlari kecil saat Aira mengajaknya bermain. Pun begitu pula dengan Nayara. Sisa hari ini benar-benar keluarga itu habiskan untuk mengukir momen penuh kenangan di taman ini.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang