24. Semut Istimewa

3.9K 320 51
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Alhamdulillah ketemu lagi🤗

Sudah salat wajib kah? Yang belum ayo salat dulu yaa

Malam Jum'at ya? Al-Kahfi time🥰

Jangan lupa sholawat yaaa

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Vote dan komen guys☺️

Kalau ada yang salah mohon koreksinya yaaa 🙏🏻

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Matahari kini sudah berada pada titik tertingginya saat orang-orang membubarkan diri dari dalam masjid usai melaksanakan salat zuhur berjamaah. Kebanyakan orang yang salat di masjid hari itu tidak lain adalah para orang tua murid di TK yang ada di dekat sana.

Acara perlombaan di sekolah Aira sudah selesai tepat setengah jam sebelum masuk waktu zuhur tadi. Lalu acara akan di lanjut pukul satu nanti untuk mengumumkan juara-juara perlombaan hari itu.

Fadhil dengan Asad dan juga Hasbi keluar dari masjid secara bersamaan. Mereka menghampiri keberadaan Aira dan Aska yang sedang duduk bersama Salsa di sebuah kursi di taman masjid. Gadis itu kebetulan sedang berhalangan, jadi ia ditugaskan untuk menjaga kedua anak itu di saat yang lain tengah melaksanakan salat.

Aira yang sedang asyik memakan snack yang dibelikan Salsa tampak tersenyum senang ke arah Fadhil. Membuat lelaki itu juga menarik senyuman dan menghampirinya. Lalu mencium pipi Aira yang tembam.

"Makin bulat pipi anak Ayah kalau makan terus," kata Fadhil sambil menangkup kedua pipi Aira dengan satu tangannya. Lalu menekan-nekan pelan pipi itu hingga membuat si pemilik terkekeh.

"Bialin, Aila jadi makin lucu kalau pipinya bulat. Kaya gini hup!" Aira seketika menggembungkan pipinya. Sontak hal itu membuat Fadhil terkekeh.

"Aira memang lucu." Sekali lagi Fadhil mencium pipi Aira. Membuat anak itu senang dan memeluk Fadhil yang memang posisi sedang berjongkok di depan Aira.

"Yayah Aila ndak sabal mau tahu siapa yang paling banyak menang waktu lomba tadi. Aila maunya Aila sama Yayah yang menang," kata anak itu.

Selama lomba-lomba berlangsung, Aira memang selalu bersama Fadhil. Setiap lomba yang mengharuskan anak dan orang tua bekerjasama mengikuti lomba itu, maka Aira selalu mengajak Fadhil untuk menemaninya. Menjadikan sang Bunda sebagai penonton saja saat itu.

"Aira mau menang ya?" tanya Fadhil dan saat itu juga Aira mengangguk dengan semangat.

"Mau! Aila mau menang Yayah!"

Fadhil tersenyum, lalu mengusap puncak kepala Aira lembut. "Bagus kok kalau Aira punya semangat mau menang. Tapi sayang, ingat ini ya," kata Fadhil menggantung. Aira dengan mata bulatnya menatap sang ayah dengan lekat. "Siapapun yang menang nanti, mau Aira, Aska atau teman Aira yang lain. Aira harus bersyukur sama Allah. Mau hasilnya nanti sesuai kemauan Aira atau tidak. Aira tidak boleh mengeluh ya sayang?"

Aira yang pada dasarnya mudah mengerti sontak mengangguk. Ia paham maksud dari perkataan Fadhil.

"Aila ndak akan ngeluh Yayah. Kalau Aila menang Aila akan belsyukul, kalau Aila ndak menang Aila ndak akan malah-malah kok. Aila akan telima," kata Anak itu sambil tersenyum lebar.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang