بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ
Sebelum baca ceritanya, baca sholawat dulu yaaa...
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Jika ada salah dalam penulisan dan penyampaian saya tolong di koreksi yaaa...
Happy reading guys😊😊😊
♡ ♡ ♡
Usai merapihkan perabotan yang selesai dirinya cuci. Nayara melirik jam di dinding yang sudah menunjuk pukul sembilan. Perempuan itu lantas bergegas menghampiri seorang wanita paruh baya yang merupakan majikannya di kantin ini.
"Bu Yuni, apa ada kerjaan lainnya buat sekarang?" tanya Nayara.
Bu Yuni yang sedang mencuci sayuran menoleh ke arah Nayara. "Untuk sekarang sudah selesai Nay. Masak buat makan siang juga masih lama. Mau izin ke masjid lagi?" tanya Bu Yuni yang mulai bisa menebak kebiasaan karyawan barunya itu di jam segini.
Mendengar ucapan Bu Yuni. Nayara tersenyum. "Iya Bu. Boleh?" tanya Nayara.
Wanita berjilbab hitam yang tak terlalu panjang itu tersenyum. "Boleh atuh. Masa Ibu mau larang yang mau ibadah. Kamu tenang aja. Kalau ada kerjaan dadakan masih ada yang lain kok."
"Makasih Bu. Saya nggak akan lama kok," katanya.
"Iya," balas Bu Yuni.
"Makasih Bu, saya pamit ke masjid Bu. Assalamu'alaikum," pamitnya.
"Waalaikumusalam."
Setelah mendengar jawaban Bu Yuni, barulah Nayara pergi ke masjid untuk melaksanakan salat sunah duha. Salat sunah yang di kerjakan di waktu duha. Salat sunah yang memiliki keutamaan tersendiri yang sangat sayang untuk Nayara lewatkan. Salah satu keutamaannya yaitu agar diperlancar dan di permudah dalam urusan rezeki.
Sejak dulu sejak Nayara menginjak bangku SMA Nayara selalu membiasakan diri untuk melaksanakan salat duha. Awal-awal niatnya memang karena ingin dipermudah dan diperlancar dalam urusan rezeki dan urusan sekolahnya. Tapi lama-lama, Nayara mulai menyadari bahwa nikmat duha bukan hanya sebatas itu. Banyak sekali manfaat dan keutamaan duha yang Nayara rasakan. Terlebih jika dilaksanakan dengan rasa ikhlas. Sungguh Nayara sudah merasakan betapa luar biasanya nikmat duha.
Tiba di pelataran masjid perusahaan yang berada di bagian belakang kantor, dekat dengan taman. Nayara melihat sekelilingnya yang sepi. Selama tiga hari dia bekerja di tempat ini. Pada waktu duha seperti sekarang ia selalu melihat keadaan sekitar masjid selalu sepi. Mungkin hanya satu dua orang yang bisa di hitung oleh jari. Tidak seperti saat menjelang waktu-waktu salat wajib yang akan terlihat ramai.
Hari pertama dan kedua Nayara mengira mungkin sepi karena masih jam kerja kantor. Tapi kemarin Nayara baru tahu kalau di sini karyawan diizinkan untuk menunda sejenak pekerjaan mereka di waktu jam kerja jika mereka ingin melaksanakan ibadah. Termasuk untuk melaksanakan salat duha. Tapi melihat kondisi masjid yang selalu sepi di waktu-waktu duha, Nayara sangat menyayangkan hal itu.
Tapi kembali lagi, mengingat jika ia bekerja di perusahaan yang bukan perusahaan kecil. Kemungkinan para karyawan sulit untuk menunda pekerjaan mereka yang pasti sangat banyak.
Mahnoor Nabiha itu perusahaan besar yang memiliki banyak cabang di dalam negeri bahkan sampai di luar negeri. Pekerjaan para karyawan kantor pastinya tidak sama seperti pekerjaannya yang hanya berkutat di dapur perusahaan. Sehingga ia masih bisa mengambil waktu untuk melaksanakan salat duha. Bersyukurnya ia karena masih bisa di beri kesempatan untuk menikmati nikmatnya salat duha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Surah Asy-Syams
Romance"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak...