41. Kisah yang Lalu

2.3K 193 10
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Alhamdulillah bisa up lagi hehe...

Nggak lama kan? Nggak lah ya kalau dibanding kemarin hehe😁

Sholawat dulu ya...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa yang lima waktunya di jaga ya...

Banyakin baca Al-Qur'an juga🥰

Dan sebelum ke ceritanya jangan lupa vote dan komen😊

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Sore ini tak ada pekerjaan rumah yang bisa Nayara kerjakan. Semua sudah selesai sejak siang tadi. Sementara itu, Aira juga sedang asyik bermain bersama Fawaz di halaman depan dari sejak pemuda itu pulang sekolah.

Nayara benar-benar dilanda rasa bosan. Perempuan itu bangkit dari ranjang yang semula dirinya duduki. Kakinya berjalan mengarah pada rak buku di sudut kamar suaminya itu. Di bagian paling atas, berjejer beberapa kitab yang dirinya yakini adalah milik suaminya selama di pesantren dulu. Nayara tersenyum melihat itu, ia jadi teringat kenangan lama saat dirinya masih berada di pondok pesantren.

Pandangan Nayara kemudian menurun pada jajaran buku di bawahnya. Nayara membaca judul di beberapa buku itu, sepertinya buku-buku itu adalah buku semasa Fadhil berkuliah. Buku-buku tentang bisnis dan lainnya. Lalu tatapan Nayara tertuju pada satu buku yang terlihat seperti sebuah album foto. Tangannya bergerak mengambil buku bersampul biru tua itu. Dan benarlah itu adalah sebuah album.

Nayara tersenyum, lalu membawa buku itu menuju ranjang. Ia mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur. Untuk kemudian mulai membuka album di tangannya itu.

Seulas senyuman kecil tertarik di bibir Nayara saat melihat beberapa foto di halaman pertama. Potret sesosok bayi laki-laki yang kira-kira berusia satu tahunan terpampang di halaman pertama. Bayi itu tersenyum ceria sambil memegang buah pisang di tangannya.

"Apa ini foto Mas Fadhil waktu bayi?" gumam Nayara dengan senyuman yang tak luntur di bibirnya.

"Lucunya," gumamnya saat kembali membuka halaman selanjutnya yang berisikan beberapa foto bayi yang sama.

Asyik menatap gemas setiap foto-foto itu, Nayara tidak menyadari seseorang membuka pintu kamarnya. Sosok Winda tersenyum melihat menantunya tampak fokus menatap sesuatu di tangannya.

Winda berjalan masuk. Menghampiri Nayara yang asyik dengan dunianya.

"Foto itu waktu Fadhil baru tiga tahun," kata Winda sambil mendudukkan dirinya di samping Nayara.

Nayara yang tidak sadar dengan kedatangan sang mertua sempat terkejut. Namun kemudian ia tersenyum. "Kayanya Mas Fadhil cukup nakal sewaktu kecil Mah," kata Nayara jujur. Sebab ia melihat banyak sekali foto Fadhil yang isinya memperlihatkan betapa banyak ulahnya bocah lelaki itu.

"Memang. Fadhil itu lebih-lebih nakalnya dari Fawaz kalau kamu mau tahu Nay. Foto ini nih, waktu itu Fadhil masih seumuran Aira sekarang, Fadhil naik ke pohon mangga di halaman, terus jatuh ke tanah becek di bawahnya. Cemong gitu mukanya," cerita sang ibu mertua sambil menunjuk foto Fadhil kecil yang baju dan wajahnya kotor penuh lumpur.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang