9. Gantungan Kuna

3.6K 278 25
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Apa kabar hari ini pembaca semua? Semoga pada sehat yaa☺️

Gimana udah pada salat wajib kan?

❌Dilarang keras baca cerita ini kalau belum salat.

Sudah baca Al-Qur'an hari ini? Ingat ya... Jadikanlah Al-Qur'an sebaik-baiknya bacaan...

Sebelum ke ceritanya baca sholawat dulu yuk...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Nah sekarang jangan lupa di pencet bintangmya ya😁

Komen komen yaaa biar kenal hehe😁

Kalau ada kesalahan ketik ataupun penyampaian saya mohon untuk di koreksi yaaa☺️🙏🏻

Happy reading guys🤗🤗🤗

♡ ♡ ♡

Pintu kamar bercat putih terbuka perlahan-lahan. Nayara sedikit pengintip ke dalam kamarnya sebelum masuk. Dilihatnya Aira sedang duduk di lantai sambil membongkar isi tas unicorn kesayangannya. Gadis kecil berseragam TK itu tampak serius mengeluarkan seluruh isi tasnya seperti sedang mencari sesuatu.

Nayara mengerutkan keningnya. Kemudian ia masuk menghampiri Aira. Berlutut di dekat gadis itu.

"Aira sayang, kenapa di keluarkan semua isi tasnya? Sebentar lagi kan mau berangkat ke sekolah sayang. Aira mencari apa hm?" kata Nayara lembut.

Aira mendongak dengan wajah masam. Gadis itu menatap lekat wajah ibunya.

"Gantungan Kuna ndak ada. Aila udah cape calinya Bunda. Aila kesal ndak nemu gantungan Kuna!" ungkap anak itu sambil melempar tas kesayangannya dengan serampangan.

"Astagfirullah," gumam Naya. "Aira kenapa begitu? Kenapa tasnya di lempar-lempar?" tegur Nayara.

Aira melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya begitu masam karena rasa kesalnya. "Aila malah! Aila sudah kesal cali gantungan Kuna! Gantungan Kuna nyebelin! Pelgi ndak kasih tahu Aila. Aila ndak suka!" ocehnya.

Mendengar ucapan putrinya, Nayara langsung tersenyum merasa lucu. Ada-ada saja bahasa anaknya ini. Tapi melihat Aira yang terlihat serius sedang marah, Nayara segera mendekat. Perlahan ia meraih tangan Aira.

"Bunda jangan bela gantungan Kuna! Aila malah nanti!" ungkap gadis itu.

"Bunda nggak akan bela Kuna sayang. Dengarkan Bunda," kata Nayara. Aira seketika menatap Nayara lekat.

"Aira sedang marah saat ini?" tanya Nayara. Saat itu juga Aira mengangguk.

"Sangat malah!" ucap anak itu.

"Oke... Boleh Bunda tahu Aira marah karena apa?" Walaupun Nayara sudah tahu jelas alasan Aira marah. Ia ingin mendengar jawaban anak itu.

"Gantungan Kuna hilang. Aila sudah cali tapi ndak ketemu. Aila kesal Bunda," adu Aira.

"Gantungan Kuna nyebelin. Aila sudah kemana-mana calinya tapi ndak ada. Kenapa gantungan Kuna ndak kasih tahu Aila sih kalau pelgi! Aila jadi ndak tahu harus cali kemana Bunda. Aila malah sekali sama gantungan Kuna!" Aira tampak marah saat mengucapkan kalimat itu. Saat itu juga Nayara menggeleng.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang