25. Kilas Balik

3.4K 283 21
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻

Maaf banget baru up... Maaf ya udah gantungin ceritanya lima hari ini...

Pikirannya lagi mumet... Susah di pake nulis di tambah moodnya lagi berantakan, biasalah karena ada tamu bulanan... Jadinya susah dipake mikir huhu😥

Jangan lupa salat 5 waktunya yaaa... Sebelum baca usahakan sudah melaksanakan salat yaa...

Yaudah langsung aja ya...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen...

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Sebuah mobil angkutan umum berhenti di depan gerbang masuk sebuah komplek perumahan di kota Surabaya. Seorang gadis berjilbab panjang turun sambil membawa tas berukuran cukup besar. Usai memberikan ongkos pada supir angkutan umum, gadis itu berjalan memasuki area perumahan.

Kakinya melangkah di sepanjang jalanan yang terlihat masih basah bekas air hujan. Bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman manis, mencerminkan perasaan senangnya sebab tak lama lagi ia akan bertemu dengan orang-orang yang ia rindukan.

Nayara yang pada saat itu masih berusia 17 tahun tampak melompat senang di sela langkahnya. Kebetulan di sekitarnya terlihat sedang sepi. Membuatnya leluasa untuk mengekpresikan perasaan bahagianya.

Langkah Nayara terhenti di depan sebuah rumah yang cukup sederhana. Ia melebarkan senyuman manis, matanya tampak berembun menahan rasa haru. Lima tahun, selama itu ia menghabiskan hari-harinya untuk menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren yang jauh dari tempat tinggalnya. Menggali dan menyelami tentang indahnya agama yang di bawa Rasullullah SAW. Mendekatkan dirinya agar lebih dekat untuk mempelajari tentang Islam.

Selama berada di pesantren, Nayara memang tidak pernah pulang dan menjejakkan kakinya di rumah ini. Hatinya terasa bergetar saat menyadari kalau rumah yang ada di hadapannya saat ini masih terlihat sama seperti dulu. Tak ada perubahan banyak yang ia lihat dari luar sini. Menjadikan dirinya tak sabar untuk melihat bagaimana suasana di dalam sana. Apakah semuanya masih sama?

Nayara tersenyum lagi saat hatinya mulai menggebu, tak kuasa ingin segera meluapkan rasa rindu pada orang-orang terdekatnya. Keluarganya. Ayah, Ibu, serta sang Kakak yang begitu dirinya rindukan.

Kaki Nayara melangkah mendekati pagar rumahnya yang terbuat dari kayu. Ia membuka pintu pagar yang tidak terkunci dengan perlahan. Ia senang, sebab jika pagar tak di kunci berarti orang tuanya ada di dalam sana.

Dengan langkah yang yakin Nayara menuju ke depan pintu. Ia mengucap kalimat basmalah dengan lirih. Tangan kanannya terangkat untuk kemudian ia gunakan untuk mengetuk pintu kayu bercat putih di depannya.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum!"

Nayara tak memudarkan senyumannya setelah mengetuk pintu. Hatinya menanti sosok siapa yang akan muncul di balik pintu rumahnya ini. Ayah, Ibu, atau sang Kakak? Ia begitu penasaran bagaimana ekspresi mereka saat melihat kehadirannya yang tiba-tiba.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang