54. Sudut Pandang Arsyad

1.7K 179 17
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum🙏🏻

Aduh kemaleman nih up nya... Maaf ya baru selesai di ketik nih... Langsung up karena emang pengen up hari ini juga...

Belum sempat di baca ulang juga sama saya... Jadi mohon maklum kalau banyak typo atau kalau kurang nyambung hehe😁

Btw part ini isinya fokus ke flashback masa lalunya Arsyad ya...

Sholawat dulu yuk...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Semoga suka ya dengan part ini...

Happy reading💕💕💕

♡ ♡ ♡

Hari itu setelah mendapat kabar bahwa sang ibu terjatuh dari lantai dua, Arsyad bergegas pergi menuju rumah sakit di mana sang ibu berada.

Tiba di rumah sakit, Arsyad langsung bertanya ruangan tempat ibunya di rawat. Lalu ia di arahkan ke sebuah ruang rawat. Tiba di sana, ia melihat sang ibu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan perban yang membalut di beberapa bagian tubuhnya.

Tatapan Arsyad tertuju pada beberapa orang yang ada di dalam sana. Ada ibunya, satu asisten rumah tangga di kediaman sang ibu. Dan dua orang yang tidak Arsyad kenali.

Menyadari kedatangan seseorang di ruangan itu, Tiwi—ibu kandung Arsyad menoleh. Lalu tak lama ia membuang muka saat sang putra berjalan mendekatinya.

Beberapa orang di dekat kasur sontak menjauh. Memberi ruang untuk Arsyad dan Tiwi berbincang.

Arsyad dengan wajah sendu mencium sayang kening ibunya. "Kenapa bisa terjadi seperti ini Ma?" tanya Arsyad lesu.

Tak ada balasan dari Tiwi. Wanita itu bahkan seperti enggan menatap wajah putra satu-satunya itu.

"Ma?" tanya Arsyad sambil meneteskan air matanya. Mau bagaimanapun Tiwi tetap ibunya. Ibu kandung yang telah melahirkannya ke dunia. Melihat kondisi sang ibu yang seperti ini membuat perasaannya ikut sakit.

"Mama baik-baik aja, kenapa kamu harus khawatir begitu. Kamu nggak peduli juga kan sama Mama?" kata Tiwi ketus.

"Mama kenapa bicara begitu?" kata Arsyad.

"Mama kamu jatuh dari jendela di kamarnya. Tulang bahu bagian kirinya geser. Satu tulang rusuknya retak. Belum lagi kepalanya terbentur batu sampai pendarahan. Tambah badannya lecet-lecet karena jatuh pas banget di bawahnya banyak batu," celetuk seorang wanita seumuran Tiwi. Arsyad sedikit mengenali wanita itu. Kalau tidak salah salah satu teman ibunya. Tapi Arsyad tak ingat namanya siapa.

"Untung saja tadi Tante datang ke rumah. Kalau nggak entahlah apa yang terjadi. Pak Nan nggak tahu karena seharian jaga gerbang di pos satpam depan. Mbok Yun juga sibuk setrika baju di belakang," tambah wanita itu.

Arsyad menghembuskan nafasnya berat. Kondisi ibunya benar buruk ternyata. "Kenapa bisa jatuh Ma?"

"Mama lompat bukan jatuh!" Tiwi perkata dengan tegas kepada putranya. Berharap putranya tahu kalau kondisinya sekarang bukan karena kecelakaan namun di sengaja.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang