بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ
Assalamu'alaikum.....
Gimana kabarnya hari ini?
Sudahkah melaksanakan salat wajib?
Sudah baca Al-Qur'an hari ini? Ingat sabaik-baiknya bacaan adalah membaca Al-Qur'an...
Sebelum baca part ini, baca sholawat dulu
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Jangan lupa vote dan komen teman-teman...
Jika ada kesalahan dalam penulisan ataupun penyampaian saya tolong di koreksi🙏🏻
Happy reading guys😊😊😊
♡ ♡ ♡
Dalam keadaan saling diam. Fadhil tampak memperhatikan Aira yang sibuk dengan dunianya sendiri. Gadis kecil yang duduk di sampingnya itu begitu menggemaskan sejak tadi.
"Dhil! Asad mana?" tanya Hasbi yang baru saja melepaskan tatapan dari ponsel. Fadhil menengok pada sahabatnya itu.
"Di kantor. Tadi ada beberapa pekerjaan yang harus dia kasih sama beberapa pegawai. Mungkin sebentar lagi kemari," jawabnya. Dan tak lama setelah itu, seorang pelayan restoran datang membawa beberapa makanan lalu meletakkannya di meja yang di tempati Fadhil. Jangan tanya siapa yang memesan paling banyak. Sudah jelas itu Aira yang menunjuk tiga jenis makanan tadi.
"Wah anak kamu makannya banyak juga Dhil," celetuk Hasbi.
"Mana ada anak saya." Fadhil menggeleng sambil meraih satu piring makanan pesanan Aira dan meletakkannya di depan gadis itu.
"Nak, sudah dulu menggambarnya. Makanannya sudah ada," ungkap Fadhil. Saat itu Aira mengangguk lalu mengemasi barang-barangnya ke dalam tasnya kembali.
"Masa bukan anak manggilnya Ayah terus. Kamu juga kaya nggak keberatan dia panggil kamu ayah," timpal Hasbi.
"Kamu tahu sendiri Bi. Dari tadi saya sudah menyuruhnya panggil Om, tapi tetap saja panggil Ayah. Tapi tidak masalah juga sih dia panggil saya Ayah. Mungkin dia sedang rindu sosok ayahnya. Kamu tadi dengar, kan kalau dia tidak punya Ayah?" ungkap Fadhil. Hasbi mengangguk saat itu.
"Eh kita belum tanya namanya dari tadi loh Dhil," kata Hasbi. Fadhil yang juga ingat belum menanyakan itu mengangguk. Walaupun sejak tadi ia dengar anak ini memanggil dirinya sendiri dengan nama Aila. Tapi apa salahnya bertanya.
"Sayang, Om belum tanya ini dari tadi. Nama kamu siapa?" tanya Fadhil sambil mengelus kepala Aira.
Anak kecil itu mendongak menatap Fadhil. "Yayah ndak tahu nama Aila?" tanya balik Aira dengan ekspresi tak percaya.
Mendengar itu Fadhil seketika gelagapan. "Em... Nama kamu Aila ya?" tebak Fadhil. Saat itu Aira menghembuskan nafasnya kasar.
"Bukan Aila Yayah! Tapi Aila!" sebal anak kecil itu. Lalu menarik piring di dekatnya agar lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Surah Asy-Syams
Romance"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak...