19. Aira dan Rasa Cemburunya

4.1K 329 47
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum 🙏🏻

Waduh kemaleman banget😭 baru selesai ngetik ini...

Semoga ada yang masih melek jam segini...

Ayok ah langsung di baca...

Tapi sholawat dulu guys...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Jangan lupa vote dan komen yaaa🤗

Koreksi kalau ada yang salah...

Happy reading guys💖💖💖

♡ ♡ ♡

Fadhil langsung berjongkok saat Aira mendekat ke arahnya. Dan seperti yang Fadhil duga sebelumnya. Aira langsung melompat dan memeluknya saat itu juga. Kebiasaan gadis kecil itu saat bertemu dengannya.

"Hm anak manis ini sepertinya senang sekali ketemu Yayah?" ungkap Fadhil.

Dalam pelukan Fadhil, Aira mengangguk. Gadis itu mendongak menatap senang wajah Fadhil. "Aila senang sekali ketemu Yayah. Aila kangen tahu. Udah lama ndak ketemu Yayah. Yayah kemana aja? Kenapa ndak ketemu Aila?" ungkapnya dengan ekspresi yang berubah sendu di akhir.

"Kasihan sekali anak manisnya Yayah. Kangen sekali sama Yayah ya?" tanya Fadhil.

Saat itu juga Aira menurunkan kedua sudut bibirnya. Lalu mengangguk perlahan dengan tatapan sedih. Melihat ekspresi itu membuat Fadhil gemas sekaligus kasihan pada anak manis di dekapannya ini.

"Jangan sedih dong. Kan sekarang sudah ketemu Yayah. Harus senyum biar cantik." Fadhil mencubit pelan sebelah pipi Aira. Membuat gadis itu langsung tersenyum kecil. Lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada leher Fadhil. Membuat lelaki itu langsung geleng-geleng kepala.

Tatapan Fadhil beralih pada anak berkerudung abu-abu yang masih berdiri menunduk di tempatnya semula. Teman Aira itu seperti segan menatap kepadanya.

Fadhil kemudian mengusap kepala Aira. "Sayang, temannya jangan di tinggal," kata Fadhil.

Saat itu juga Aira langsung mendongak. Lalu melonggarkan pelukannya pada Fadhil. Gadis kecil berkerudung merah muda itu menatap temannya, Imey. Ia masih menunduk diam di tempat tadi. Melihat itu langsung saja Aira melepaskan pelukan Fadhil. Berjalan mendekat pada temannya. Lalu dengan jari telunjuknya Aira mencolek pipi Imey.

"Imey lihat Aila! Imey kenapa sih nunduk telus. Uang Imey jatuh?" tanya Aira.

Merasa tak mendaapat respon dari Imey, Aira menghembuskan nafasnya kasar. Gadis itu berpindah tempat di depan temannya. Kedua tangannya terangkat menangkup kedua pipi Imey lalu ia mengarahkan wajah Imey agar menatap kepadanya.

"Imey kenapa sih? Jangan nunduk. Ndak usah takut. Itu ayahnya Aila tahu. Yayah baik kok, nggak akan gigit Imey," kata Aira dengan polosnya.

Ucapan Aira seketika saja membuat Fadhil geleng-geleng kepala. Apa katanya tadi? Menggigit? Ada-ada saja anak yang satu itu.

Dengan perlahan, Fadhil mendekati posisi kedua anak itu. Dilihatnya anak bernama Imey itu sedikit tersentak saat menyadari kedatangan dirinya.

Fadhil berjongkok kembali di dekat Aira yang kini sudah menjauhkan tangannya dari pipi Imey.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang