Hidup itu harus dinikmati. Jangan terlalu dibawa serius.
-Azzalea Syafa Lorenza
°°°
Lea menjalani hari hari seperti biasa dirumahnya. Bilal juga terlihat sibuk dengan aktivitas keseharian nya mengajar di pesantren.
Lea dan Bilal juga kembali seperti semula. Tidur dikamar terpisah, Lea bahkan kembali bersikap dingin layaknya orang asing kepada suaminya.
"Sayang?" Panggil Bilal dengan lembut.
"Hem?"
"Kemungkinan, Mas hari ini pulangnya agak malem. Soalnya ada kajian ustadz dari luar kota."
"Terserah lo." Lea beranjak dari meja makan meninggalkan Bilal.
Bilal hanya terdiam pasrah. Ia menghentikan makannya dan bergegas pergi meninggalkan rumah untuk mengajar.
Di kamarnya Lea.
Lea membaringkan badan di kasur miliknya. Pikiran mulai berimajinasi mencari cari tempat yang seakan sulit dituju. Bibirnya mungilnya memanyun kedepan, badan yang dihempaskan kesana kemari seakan gelisah dengan situasi.
"Bosen banget dirumah sendirian." Ucap Lea.
Lea membuka ponsel dan melihat group whatsApp nya bersama teman temannya.
"Main yuk!" Ketik Lea.
"Ayok!" Balas Flora.
"Tapi kemana?" Balas Angel.
"Kemana aja! Bosen gue dirumah." Jawab Lea.
"Oke! Gue jemput sekarang." Balas Angel.
"Gue tunggu." Sambung Flora.
"Jangan lama," Lea mematikan handphone dan bersiap siap untuk pergi.
Terlihat dari depan, Angel dan Flora sudah datang. Lea langsung bergegas masuk kedalam mobil Angel dan segera pergi ketempat yang mereka tuju.
Mereka bertiga jalan jalan ke berbagai tempat. Seperti belanja di mall, jalan jalan di taman, terakhir mereka pergi ke cafe tempat biasa mereka nongkrong.
"Udah jam lima guys! Pulang yuk." Flora melihat jam yang ada ditangannya.
"Santai kali, baru jam segini," Lea masih menyantap makanan yang ada dihadapan nya dengan lahap.
"Entar suami lo marah, Lea." Sambung Angel.
"Ngapain marah? Emang dia siapa?" Ketus Lea.
"Lo nggak takut." Lanjut Flora.
"Bodo amat." Ketus Lea.
"Terus habis ini kita mau kemana?" Tanya Angel.
"Ke Bar gimana?" Jawab Lea menaikkan kedua alisnya.
"Boleh juga tuh! Udah lama banget kita nggak kesana." Jawab Flora.
"Iya gue juga kangen. Semenjak Lea nikah kita nggak pernah party party lagi." Sambung Angel.
"Iya udah, let's go," Lea beranjak dari kursinya diikuti kedua temannya.
Tanpa basa basi Lea dan kedua temannya langsung beranjak dari kursi dan bergegas pergi.
Satu jam kemudian.
"Akhirnya sampai juga," Angel menginjak rem mobilnya.
Mereka bertiga langsung turun dari mobil dan bergegas berjalan masuk kedalam. Riuhnya suara musik membuat bising telinga. Banyak orang yang setres dengan dunia luar datang menghibur diri disini. Ditemani para kupu kupu malam dan segelas alkohol.
Tawa bahagia yang tidak pernah lepas dari bibir mungil Lea. Mungkin bagi orang lain, ini adalah tempat yang paling menjijikkan. Tapi, tidak bagi Lea. Tempat ini justru menjadi tempat yang paling menyenangkan bagi dia untuk meluapkan emosi dan amarah yang masih bergejolak didalam dada.
Disisi lain.
Setelah selesai kajian, Bilal langsung pulang kerumah dianter teman temannya.
Sesampainya dirumah, pukul 20:00 WiB.
"Mampir dulu yuk." Bilal mengajak temannya untuk mampir kerumahnya.
"Udah malem Lal, nggak enak sama istri lo." Ucap Deren.
"Nggak papa sesekali. Lagian semenjak saya nikah, kalian kan belum pernah main kerumah saya." Lanjut Bilal.
"Iya udah sih, sesekali." Ucap Bima langsung turun dari mobil diikuti Bilal.
"Ayo," Ilham juga ikut turun dari mobil bersama Deren.
Mereka semua masuk kedalam rumah bersama Bilal.
TUK
TUK
Bilal mengangkat tangan kanannya sedikit. Ia berkali kali memain mainkan tangannya, memberikan pantulan suara agar terdengar dari dalam dan berharap segera ada yang merespon.
"Assalamualaikum," Bilal mengetuk pintu rumahnya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," Bi Sumi membuka pintu sambil tersenyum.
Bilal mempersilahkan teman temannya untuk duduk. Mereka terlihat berbincang bincang santai dan diiringi sedikit gelak tawa.
Bi Sumi juga langsung membuatkan minum dan memberikan beberapa cemilan untuk mereka.
"Makasih Bi." Ucap mereka sambil tersenyum.
Bi sumi hanya merespon dengan senyum dan bergegas kembali kebelakang.
Bilal menghampiri Bi Sumi yang berjalan kedapur.
"lea mana, Bi?""Hem, Non Le-a be-lum pu-lang, Den." Jawab Bi Sumi dengan terbata bata.
"Hah? Sejak kapan Lea pergi?" Tanya Bilal sedikit terkejut.
"Dari tadi siang Den. Tadi, Non Lea dijemput dua temannya pakai mobil." Sambung Bi Sumi.
"Lea. Kamu kemana?" Batin Bilal dengan cemas.
Bilal kembali menghampiri teman temannya. Matanya tidak henti hentinya menatap ke pagar luar. Ia berkali-kali memainkan kaki nya karena cemas.
"Bentar ya." Ucap Bilal.
Bilal langsung keluar rumah. Matanya benar benar bermain kesana kemari. Selama menatap, belum terlihat kendaraan sedikitpun yang masuk ke pagar rumahnya.
Bilal berusaha menghubungi Lea lewat ponsel miliknya. Tapi, tidak di angkat bahkan chat nya pun hanya centang satu.
"Ya Allah, kamu dimana, Ya?" Bilal melihat jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 21:00 WIB.
Deren menghampiri Bilal yang berdiri di depan pagar rumahnya. "Lal, kenapa? Dari tadi lo gelisah banget?"
"Lea belum pulang, Der."
"Coba lo telpon dulu."
"Udah, tapi nggak di angkat."
"Mungkin Lea nya lagi dijalan atau ada urusan yang penting makanya dia nggak sempat jawab telpon lo."
Bibir Bilal gemetar mukanya yang sangat terlihat panik dan jantung yang mulai berdetak tidak karuan. "Saya cuma takut, Lea kenapa napa."
"Udah nggak usah mikir macem macem. Bentar lagi, Lea juga pulang." Deren menepuk nepuk pelan pundak Bilal.
"Iya, semoga aja."
°°°
Lanjut part selanjutnya
Jangan lupa Vote dan comment
Terima kasih🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentara Untuk Zaujaty [On Going]
Novela Juvenil"Ini kisah tentang seorang anak perempuan yang di paksa menikah di usia yang masih sangat muda." Kita tidak pernah tau kehidupan kedepannya seperti apa. Bahkan satu detik kedepannya pun kita tidak akan pernah bisa menebak. Tugas kita sebagai seorang...