Tidak ada yang namanya cinta kecuali setelah menikah.
-Bilal Abidzar Ar Rasyid
°°°
Lea terus saja mengacak ngacak rambutnya karena sudah sangat kesulitan untuk berkonsentrasi belajar. Bayang bayang wajah Bilal terus saja menggema di pikirannya.
Tapi, seketika lamunannya terhenti, karena pandangan matanya langsung tertuju ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 22:00 WIB.
Lea langsung melepaskan buku ditangannya, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan muka dan sikat gigi karena ingin segera tidur.
Selesai sikat gigi, Lea terdiam sejenak menatap cermin. Pandangannya justru terfokus ke kedua pipinya, kecupan yang telah diberikan suaminya seakan masih terasa sampai saat ini.
"Sayang banget kalau dicuci." Ucap Lea sambil memegang kedua pipinya.
Lea langsung membalikkan badannya membelakangi cermin sambil tersenyum sumringah. "Kayaknya gue udah benar benar jatuh cinta sama dia."
"Lagian, siapa juga yang nggak baper kalau punya suami kayak Mas Bilal! Udah alim, baik, perhatian, sabar banget lagi ngadepin gue." Lanjutnya.
"Ih, kok gue jadi mikirin dia sih?" Ucap Lea sambil menampar pelan pipi kanannya.
Lea bergegas keluar kamar mandi, ketika ia hendak melangkahkan kakinya. Pandangannya langsung teralihkan dengan seekor tikus kecil yang sudah berada di dekat kakinya.
"Arrrggghhhh, tikus, toloooooong," teriak Lea sekencang mungkin dan bergegas berlari keluar kamar mandi. Tanpa sadar, handuk kecil ditangannya juga ikut ia lemparkan ke lantai.
Disisi lain, Bilal yang mendengar jeritan Lea ikut merasa terkejut. Ia langsung bergegas berlari menghampiri Lea dikamarnya. "Sayang, kamu kenapa?"
Lea langsung menghampiri Bilal dan memeluknya dengan sangat erat. "Tolongin gue."
Tangan Bilal dengan cepat merangkul balik pelukan Lea dan mencoba menenangkannya. "Kenapa, sayang?"
"Ada tikus dikamar mandi, gue takut."
"Tikus?"
"Iya. Itu tikusnya, disana." Jawab Lea sambil menunjuk ke arah tikus tersebut.
Bilal menatap tikus kecil tersebut dan langsung tersenyum kecil. "Ya Allah, sayang! Jadi, cuma gara gara tikus kecil ini kamu sampai ketakutan kayak gini?"
Lea langsung tersadar. Ia menatap tajam wajah Bilal dan melepaskan pelukannya. "Apa? Lo bilang, cuma?
"Hehehe! Bercanda sayangku." Ucap Bilal menatap wajah Lea sambil tersenyum cengengesan.
"Kamu tunggu disini dulu ya, sayang! Biar Mas yang usir tikusnya," lanjut Bilal dengan lembut. Ia langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Seluruh badan Lea langsung menggigil seakan geli. "Iiih."
Bilal nampak kebingungan bagaimana cara menangkap tikusnya. Ia mencari cari benda yang bisa ia gunakan. Pandangan matanya langsung tertuju ke badannya. Dengan cepat, Bilal langsung melepaskan handuk yang ia pakai.
Mata Lea langsung terbuka lebar, mulutnya juga ikut menganga sempurna. Ia benar benar fokus menatap punggung Bilal yang sudah setengah telanjang.
Bentuk badan yang begitu kekar dan kedua bahu yang sedikit lebar. Kedua bola matanya tidak henti hentinya memandang. "Maa syaa Allah! Indah sekali ciptaanmu Tuhan."
Setelah beberapa saat, akhirnya Bilal berhasil menangkap tikusnya. Tikus tersebut langsung di masukkan kedalam tong sampah beserta handuk yang ia gunakan untuk menangkap. Bilal langsung mencuci kedua tangannya dan bergegas menghampiri Lea. "Sudah, sayang!"
Sebelum sampai ke tempat Lea. Kaki Bilal justru tidak sengaja menginjak handuk kecil sehingga membuatnya hampir terpeleset dan jatuh ke lantai.
Dengan langkah yang cepat, untungnya Lea berhasil menangkap badan Bilal. "Hati hati. Untung ada gue."
Ketika mereka berdua hendak berdiri sempurna. Mereka berdua malah berhenti sejenak karena saling menatap. Jarak wajah mereka yang begitu dekat nyaris tanpa celah.
Detakan jantung Lea semakin diluar kendali. Kedua bola matanya membulat sempurna. Bibir mungilnya benar benar bergetar hebat karena gugup.
"Jantung gue." Batin Lea sambil meneguk pelan air ludahnya.
Kedua bola mata Bilal terus saja bermain kesana kemari. Tangannya juga ikut mengelus ngelus pelan rambut Lea dengan cukup lama.
Perlahan, Bilal langsung mendekatkan Bibirnya ke bibir mungil Lea. Mata mereka berdua juga ikut terpejam karena menikmati.
Keduanya benar benar terhipnotis dengan keadaan. Sambil berjalan pelan, Bilal langsung merebahkan badan Lea di atas kasur. Pandangan mata yang tidak pernah lepas dari keduanya juga ikut membuat perasaan mereka semakin terhanyut.
Bilal menganggukkan kepalanya seakan memberi kode. Lea yang melihat itu hanya tersenyum kecil sambil mengangguk pelan karena sudah mengerti.
بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Bismillah, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa".
Artinya: Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Setelah Bilal membaca do'a. Bilal mulai mengecup pelan kening Lea. Karena terbawa suasana, air matanya juga ikut tumpah mengenai pipi Lea. Tangan Bilal dengan cepat mematikan lampu dan menarik pelan selimut untuk menutupi seluruh tubuh mereka.
Malam itu menjadi malam paling berharga untuk mereka berdua. Mereka yang telah menyempurnakan separuh agama akhirnya sudah siap menjalankan sunnah sebagaimana layaknya pasangan suami istri.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٢١
"Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yatafakkarụn."
Artinya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Al Qur'an surah Ar-rum ayat 21)
°°°
Bersambung!
Lanjut lagi ke part selanjutnya ya!
Jangan lupa vote dan comment.
Terima kasih
Love you 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentara Untuk Zaujaty [On Going]
Genç Kurgu"Ini kisah tentang seorang anak perempuan yang di paksa menikah di usia yang masih sangat muda." Kita tidak pernah tau kehidupan kedepannya seperti apa. Bahkan satu detik kedepannya pun kita tidak akan pernah bisa menebak. Tugas kita sebagai seorang...