CHAPTER 45

261 13 6
                                    

Jika aku tahu akhirnya akan sesakit ini. Maka aku lebih memilih untuk tidak pernah mengerti tentang cinta seperti sebelumnya.


-Azzalea Syafa Lorenza


°°°

Perlahan, air mata Lea mulai berjatuhan membasahi kedua pipinya. Tubuhnya juga ikut terdiam seakan mematung. Tarikan nafasnya mulai tersendat sendat diikuti bibir yang terus bergetar dengan hebat karena masih tidak menyangka.

Dengan gerakan lambat, kedua tangan Bilal langsung menyentuh tangan Lea dengan lembut. "Ka-kamu pasti percaya kan sama, Mas?"

Dengan tarikan nafas panjangnya. Lea langsung menatap tajam wajah Bilal untuk memastikan. "Benar malam itu Mas ada di rumah, Hanna?"

Bilal langsung terdiam seolah mulutnya terkunci. Keringat dingin yang terus bercucuran di sekujur tubuhnya seakan ikut merasakan ketakutan yang ia rasakan.

"JAWAB?"

Dengan bibir yang sudah bergetar dengan sangat hebat karena menahan gugup. Bilal dengan cepat menganggukkan kepalanya.

Lea menggeleng gelengkan kepalanya karena masih tidak menyangka. Dadanya ikut tersesak, seluruh tubuhnya seakan ikut menjerit karena menahan sakit. Air matanya juga ikut terjun bebas nyaris tanpa jeda.

Lea benar benar tidak menyangka bahwa laki laki yang selama ini ia banggakan. Ternyata tidak lebih dari seorang b*Jing*an. "MENJIJIKKAN."

Bibir Bilal semakin bergetar dengan sangat kuat. Sambil berusaha mengatur nafasnya dan langkah yang sudah tertatih. Ia kembali mendekati Lea dan berusaha meyakinkannya. "Demi Allah. Mas nggak tahu apa apa."

"Ternyata benar perasaan aku selama ini. Kalau kalian Berdua emang ada hubungan di belakang aku."

"Mas nggak ada hubungan apa apa sama Hanna."

"KALAU NGGAK ADA HUBUNGAN APA APA. KENAPA KALIAN BISA MENGHABISKAN MALAM BERSAMA?"

Imajinasi Lea langsung berkeliaran kesana kemari sehingga menciptakan ketakutan ketakutan yang semakin diluar kendali. "Atau mungkin ini bukan hanya sekali. Tapi, udah sering kalian lakuin di belakang aku?"

"Harus berapa kali Mas bilang sama kamu kalau Mas itu dijebak."

"Tapi, kenapa Hanna bisa sampai hamil?"

Bilal kembali terdiam karena tidak bisa berkutik sedikitpun. Ia langsung menundukkan wajahnya ke lantai karena menahan malu.

"Jahat kamu, Mas."

"Di saat aku udah nerima perjodohan ini. Bahkan di saat aku udah jatuh cinta sama kamu. Tapi, apa yang aku dapat? Ternyata aku telah jatuh cinta dengan laki laki yang tidak pernah cukup dengan satu perempuan." Lanjut Lea.

Bilal menggeleng gelengkan kepalanya dengan nafas yang sudah mulai tersendat sendat. "Nggak, sayang. Mas bisa menjamin nggak ada perempuan lain yang Mas cintai selain kamu."

Lea kembali menarik nafas pendeknya karena tidak percaya. "Aku pikir di dunia ini laki laki yang paling br*ngs*k itu Papa. Ternyata ada yang jauh lebih br*ngs*k lagi dari Papa."

"Ma-maaf."

"Kamu datang di hidup aku yang paling hancur. Kamu rangkul tubuh aku untuk bangkit seolah pahlawan. Kamu buat aku jatuh cinta sama kamu. Bahkan kamu sanjung sanjung aku setinggi langit. Tapi, apa? Setelah kamu berhasil dapetin semua yang kamu mau. Kamu malah menghancurkan hidup aku bahkan jauh lebih hancur daripada sebelumnya."

Sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Air mata Bilal tidak henti hentinya mengalir deras di kedua pipinya diikuti bibir yang semakin bergetar dengan sangat kuat.

Lentara Untuk Zaujaty [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang