Beberapa orang mungkin belum tahu. Kisah nestapa negeri Birang. Yang terlalu kelam untuk diceritakan.
Awan waktu itu berkumpul dan berdoa. Menghadapi perang para manusia. Darah cerah tercecer di sana.
Suatu ketika wabah datang dalam kota. Menyiksa warga dengan sesak dan sakit kepala. Anak-anak gugur, remaja sekarat dan orang dewasa hanya bisa pasrah.
Pemimpin mereka hanya orang bodoh bermahkota. Seperti patung yang disembah durjana. Dia malah memicu perang dengan prajurit pesakitan.
Terlalu menggebu-gebu dan rakus tanah neraka. Dalam perang negeri itu runtuh dengan mudah. Hancur dan riuh derita manusianya.
Dalam seminggu seluruh tanah itu telah menjadi abu. Sisa-sisa manusia yang membara telah luruh diterpa angin. Awan bahkan enggan menangisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...