Tak ada yang berhasil. Kenapa tak pernah ada yang berhasil? Sebenarnya, apa yang salah dari semua ini? Rasa-rasa aku tidak berhenti.
Jangan biarkan merah itu padam. Selama ini siapa yang telah salah? Gagal dari segala hal. Diriku sendiri masih enggan.
Kata manusia lainnya, memang begini dunia bekerja. Lantas bagaimana bertahan tanpa berkata? Ruang hampa dan tanah lapang. Sadar, aku tidak pernah benar-benar ingin menyerah.
Datanglah ke tanah lapang. Kala sepi dan sendirian. Tapi, jangan lagi bersedih di sana. Cukup diam, tenanglah dan rasakan anginnya.
Aku tidak terlalu mengerti banyak hal. Aku salah, aku gagal, aku mungkin tidak benar. Aku malu, mungkin juga malas. Demikian, dan demikian, berapa banyak yang harus aku katakan?
Ke tanah lapang, di sana menatap ketiadaan. Menatap pelan manusia yang berdiri diam. Sendirian, kesepian, inilah kesepakatannya. Ambil andilku, lalu anginnya terlalu kencang.
Tanpa ada yang menentangnya. Tidak akan berhenti sampai dia sadar. Aku tahu tempat sulit untuk hancur. Di sana, tempat lapang kita akan menderita.
Menderita bersama, menderita sendiri saja. Pada masa yang akan datang, jika aku masih tetap sama. Jika aku tidak juga bisa merasa. Biarlah saja demikian, sampai tua, sampai berdiri diam di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...