WEREWOLF X VAMPIR || Treasure FF BXB

Di mana Jaehyuk

Bulan adalah sekutu terdekat dari Bumi. Kehadirannya menjadi amat penting untuk menstabilkan Bumi saat berputar pada porosnya. Tanpanya, Bumi akan bergoyang tidak menentu. Musim, siang dan malam, pasang surut air laut dan semua aspek kehidupan di bumi akan terlihat sangat berbeda dan tak berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Singkatnya, Bulan memiliki sebuah kuasa tak kasat mata terhadap apa pun yang tengah berada di bumi. Sebuah kuasa yang banyak makhluk manapun lupakan karena fakta sejarah yang sengaja di tutupi untuk tetap menjaga perdamaian.

Tapi, mungkin malam ini akan berbeda. Kuasa itu akan benar-benar di tampakkan oleh dua keturunan sang bulan. Karena tepat di depan gerbang hitam yang telah ditunjuk oleh Mark, sebuah segel kekuatan gelap harus segera di patahkan.

"Bagaimana ini, mantraku tidak berpengaruh pada barrier itu. Sepertinya Jeno membuatnya tidak dengan mantra penyegel yang biasa digunakan para Hwanung."ungkap Mark yang lantas membuat Junkyu berdecak sebal. Benar-benar merepotkan, pikirnya .

"Kalau begitu biar aku coba..."Sela Jihoon sembari berjalan mendekati gerbang. Calon King Alpha Eclips itu terlihat mencoba menyentuh sesuatu yang bahkan tak bisa di lihat oleh ketiganya. Tak lama, karena setelahnya sang Alpha justru menyeringai.

"Mundur lah...."perintahnya pada Mark, Jeongwoo dan Junkyu.

Bagi Junkyu dan Jeongwoo, apa yang Jihoon akan lakukan bukanlah hal yang asing, tapi bagi Mark, Hwanung itu terlihat mundur dengan dahi yang mengernyit bingung.

"Apa yang mau dia lakukan ?"tanya Mark yang justru di balas kekehan kecil dari bibir cantik Junkyu.

"Dia akan menghancurkan barriernya. Ah, mungkin saja sekaligus rumahnya."celetuk Junkyu yang otomatis membuat Mark melotot tak percaya.

Mungkinkah seekor Werewolf memiliki kekuatan sebesar itu ? Bukankah kekuatan mereka hanyalah kekuatan yang berdasar pada kemampuan fisik, indra dan Alpha tone ?Tapi, apa yang tersaji di depan pandangan Mark saat ini, merubah segala pemikirannya. Membuat sang Hwanung tersadar bahwa ia telah di bodohi oleh buku-buku sejarah 3 kekuatan semesta selama ia sekolah.

Di sana, Park Jihoon, berdiri tegap dengan kedua netra yang menyala-menyala. Ada sebuah pusaran gelombang yang membuat semua yang ada di sekitar mereka bergerak. Bahkan, partikel yang tak bisa di lihat dengan mata telanjang seperti angin dan udara kini seakan berpusat mengelilingi Alpha sulung Eclips itu.

Mark, Hwanung itu terlihat sangat terkejut. Pandangannya mengedar dan tak sengaja melihat ke arah bulan yang kini memancarkan sinar berwarna perak.

"Apa yang terjadi, goncangan dahsyat apa ini ?"tanya Mark dengan wajah sedikit panik.

"Magnet bulan. Kekuatan sebenarnya dari keturunan King Alpha Eclips. Mampu mengendalikan dan menghancurkan apa pun yang masih memiliki ikatan dengan Semesta."jelas Junkyu dengan wajah yang tetap memandang lurus ke arah Jihoon.

"Itu berarti Jeongwoo juga bisa melakukannya..."gumam Mark sembari melirik ke arah Alpha bungsu yang kini bersandar dengan wajah tertunduk di sebuah pohon di sebrang. Sepertinya Alpha itu tengah menahan kegelisahan dalam dirinya.

"Jeongwoo ya...meski aku tak menyukainya, harus aku akui bahwa Jeongwoo adalah yang terkuat saat ini di pack." Mark kembali membelalakkan matanya. Seakan tak mempercayai apa yang omega itu ucapkan.

"Bag-bagaimana bisa, bukankah seharusnya itu Jihoon ?" Mark menatap Junkyu dengan sorot tak percaya.

Junkyu terkekeh, lantas kembali menyeringai. Ingatannya melayang akan pembelajaran dari para tetua yang sering ia ikuti bersama Jihoon dan Jeongwoo saat mereka kecil.

"Park Jeongwoo...dia punya takdir yang berbeda. Dia harus kuat untuk melindungi seseorang yang jauh lebih kuat darinya." Hanya itu yang bisa Junkyu jelaskan yang sejujurnya masih menimbulkan banyak pertanyaan dari seorang Mark Lee jika saja kini apa yang terjadi tak membuat pertahanan dirinya sedikit limbung. Ya, tekanan dan getaran yang dibuat Jihoon semakin kencang. Ada energi besar yang kini mulai melibas habis apa yang ada di depan mata. Membuat apa yang tak nampak kini terpampang dalam kondisi yang setengah hancur. Ya, rumah cantik itu, kini hampir rata dengan tanah.