Stasiun Kereta

245 29 0
                                    

Renjun !

Huang Renjun !

Bangunlah !

"Erghh...."tubuh kecil yang terbaring di lantai semen itu mulai menggeliat bersamaan dengan dua kelopaknya yang kini mulai membuka. Menampakkan iris coklat keemasan dan tanda bulan purnama di dahinya yang bersinar terang.

"Kau bangun. Ingat siapa aku, Huang Renjun ?"tanya sosok Alpha yang kini menyambut penglihatan Renjun. Ya, akhirnya setelah sekian lama menepuk-nepuk pipi gembilnya, omega cantik itu kembali menemukan kesadarannya.

"Tentu saja aku ingat. Kamu Alpha Jeongwoo. Tapi, ngomong-ngomong dimana kita ? Kenapa kita bisa ada di sini ?"tanya Renjun pada Jeongwoo. Alpha bungsu Eclips itu kini beranjak dari duduknya. Mengulurkan tangan untuk membantu Renjun kembali berdiri.

"Ayo. Kau akan tahu setelah melihatnya." Jeongwoo lantas memandu Renjun untuk mengikuti langkahnya. Keluar dari ruangan sempit itu dan berjalan melewati lorong-lorong panjang yang gelap. Terus melewatinya hingga tibalah mereka di sebuah stasiun kereta.

"Tunggu ! Ini stasiun kereta bawa tanah ? Jadi ruangan tadi itu gudang milik stasiun ? dan mereka---"Renjun mengedarkan pandangannya ke deretan kursi tunggu. Di sana terdapat puluhan makhluk malam dari berbagai spesies tengah larut dalam ketakutan masing-masing. Ada yang duduk sendirian di pojok kursi sembari memeluk lututnya sendiri,ada yang menangis, berteriak bahkan duduk melamun, ada yang saling memeluk dengan anggota keluarga lainnya yang sama-sama tertangkap dan ada pula yang berjalan kesana-kemari tak tentu arah. Terlihat frustasi dan putus asa.

"Orang-orang yang diculik oleh Wild Hunter. Semuanya di kumpulkan disini sampai waktu keberangkatan kereta tiba."terang Jeongwoo pada Renjun.

"Ah, benar. Pemberhentian. Kami mencari tahu di Izahura mengenai hal itu. Dan batas waktunya adalah sampai bulan mati. Itu artinya, 3 hari dari sekarang. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk keluar dari sini ? tidak mungkin hanya diam saja dan menunggu kereta datang kan ? Aku masih ingin hidup."sahut Renjun yang membuat Jeongwoo mendesahkan napas dalam.

Jeongwoo, Alpha itu terlihat menggerakkan satu tangannya dengan gestur seakan ingin mengeluarkan cakar-cakarnya. Namun, hanya dilihat sekilas pun Renjun tahu, bahwa tidak ada satupun cakar yang keluar dari sana.

"Sebentar- sebentar, maksudmu---kekuatan kita tidak bisa digunakan di sini ?" Tanya Renjun yang lantas diangguki oleh Jeongwoo.

Renjun yang sempat tidak percaya pun akhirnya ikut mencoba mengeluarkan cakarnya. Dan nihil, tidak ada seujung kukupun yang berhasil mengeluarkan cakar-cakar serigalanya. Membuatnya pada akhirnya percaya dengan apa yang Jeongwoo ucapkan.

"Aku sudah memperhatikannya sejak aku tiba di sini. Stasiun kereta ini, selain sebuah pemberhentian juga adalah perbatasan, Renjun. Perbatasan antara semesta dan akhirat. Dan kereta yang akan datang nanti adalah kereta yang menuju ke neraka."Jeongwoo menunjuk ke sebuah papan nama yang menyebut kata 'The Hell'. 

"Karena itulah, kekuatan kita tidak berpengaruh. Karena ini diluar batas kekuasaan dewa-dewa semesta, termasuk dewa bulan."timpal Renjun yang tak lagi bisa menahan diri untuk menghela napas dalam. Menyugar rambut panjangnya ke belakang untuk sedikit melampiaskan rasa frustasinya.

"Ya. Tapi meski tidak ada kekuatan, bukan berarti aku tidak berhasil menemukan jalan keluar. Ayo, kita kesana."Jeongwoo pun berlari ke sebuah terowongan yang di bawahnya terisi oleh rel-rel. Mengikuti terowongan itu dan terus berjalan lurus sampai sebuah tembok batu bata berdiri kokoh menghadang jalan.

"Apa ? Ini hanya jalan buntu, Alpha."komentar Renjun pada Jeongwoo.

"Tunggu sampai kau melihat ini." Jeongwoo pun meraih sebuah batu kerikil, melemparkan batu itu ke dinding batu bata yang ada di sana.

WEREWOLF X VAMPIR || Treasure FF BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang